Saham di Indonesia:
1.
Periode 1980-1990
Eforia Go Public
–Kasus Bank Duta
Setelah mengalami
stagnasi sejak tahun 1977,diakhir tahun 1980 an hingga akhir tahun 1990
masyarakat di akrab kan
dengan istilah go public.
Puncaknya akhir tahun
1989-1990.Dapat dikatakan ada masa tiada
hari tanpa go public.
Agustus -November
1989,iklan Prospektus Penawaran Saham muncul sangat gencar:
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum Pertama saham biasa PT Lippo Pasific Finance(Kompas 31-8-1989)
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum Pertama saham biasa PT Gajah Surya Multi Finance(Kompas 8-9-1989)
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum Pertama PT Bayu Buana
Travel ServiceLtd (Kompas 23-9-1989)
Ringkasan
Prospektus Penawaran Umum PT Unggul Indah Corporation
(Kompas
27-9-1989)
Penawaran Umum Pertama
saham biasa Bank Surya
(Kompas 30-9-1989)
Penawaran Umum Pertama
saham biasa PT Astra Graphia
(Kompas
9-10-1989)
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum Perdana Bank Niaga
(Kompas
11-9-1989)
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum PT Indocement Tunggal
Prakarsa
(Kompas
2-10-1989)
Prospektus Ringkas
Penawaran Umum Perdana saham biasa
PT Inter Delta
(Kompas
1-11-1989)
Merebaknya
perusahaan yang go public saat
itu,menjadi prestasi tersendiri dalam catatan sejarah pasar modal Indonesia.
Sayangnya,tanpa
pengetahuan teknis yang memadai tentang seluk beluk kepemilikan dan transaksi
saham di bursa,banyak anggota masyarakat yang hanya ikut-ikutan membeli
saham.Masyarakat yang awalnya “buta” tentang kepemilikan saham pun,tiba-tiba
melek.Mereka bangga bisa memiliki saham perusahaan konglomerat.Bangga dengan
predikat investor.Tidak mengherankan pada setiap penawaran perdana yang dikenal
dengan initial public offering selalu
terjadi antrean panjang,bahkan sampai ada yang pingsan.
Kisah-kisah
tentang mendapat keuntungan besar dalam waktu sekejap dan dalam waktu singkat
memang nyata dan nyaris tak dapat dipercaya.Akan tetapi tanpa pengetahuan yang
memadai,banyak diantara mereka yang terperosok dilubang kerugian.Banyak
diantara mereka hanya ikut-ikutan,bahkan tergoda bujuk rayu para marketing.
Surat
Pembaca yang dimuat di Majalah Tempo 9 Juni 1990 berjudul “Bursa saham:Siapkah Penegak Hukum Kita?” yang
ditulis oleh Hotman Paris Hutapea SH,coba mencermati “demam” go public dari sisi yang lain.
Isi
surat pembaca tersebut berkaitan dengan tuntutan kebenaran dan siapa saja yang bertanggung jawab terhadap isi prospektus perusahaan yang akan go public.Banyak perusahaan berlomba go
public,dan prospektus selalu berisi
informasi bahwa perusahaannya menjanjikan keuntungan yang menggiurkan
bagi calon investor.
Tulisan
diatas menjadi sangat menarik karena selang tidak lama,September 1990 “meledak” kasus Bank Duta dengan kerugian
ratusan milyar rupiah atau sekitar US$ 200 juta, akibat perdagangan valas yang saat itu diperkenalkan sebagai
Future Trading.Ada beberapa persoalan,salah satu diantaranya,betulkah kesulitan
dalam perdagangan valuta asing itu sudah diketahui sejak Agustus 1989-seperti
diutarakan (mantan) Komisaris Utama Bank Duta,Bustanil Arifin?Jauh sebelum go public!
(Sumber:Pengakuan
Bustanil-Editor 15 September 1990)
(Sumber:Pengakuan
Bustanil-Editor 15 September 1990)
Pernyataan
ini membuat kebakaran jenggot banyak pihak.Preskom boleh lalai,namun pihak
lain?Pejabat BI,Bapepam,Penjamin Emisi?Merekapun meradang:”pernyataan Pak Bustanil itu terus terang mengaggetkan kami.Karena
kalau benar itu terjadi sejak tahun lalu,berarti ada hal yang tak ter record
oleh kami” kata Lukmanul Hakim,direktur PT Indovest,penjamin emisi utama PT
Bank Duta ketika go public.
Bank
Duta go
public April 1990 dengan menjual 27,5 juta lembar saham(20%) kepada
masyarakat.Kapitalisasi dana masyarakat yang diperolehnya dari penjualan saham
senilai Rp. 220 milyard. Ironisnya Bank Duta
saat baru saja go public
sahamnya sempat menjadi rebutan.Prospektus
menggambarkan Bank Duta sebagai
usaha menguntungkan untuk investor.
(Sumber:Modal
Negatif,Mengapa Tak De-Listing-Editor 15 September 1990)
(Sumber:Yang Kini
Dipertaruhkan-Tempo 29 September 1990)
2.
Periode 1993
“Perkenalan” dengan Dunia Hitam
Pasar Modal.
Saham
Palsu
Tahun ini adalah tahun “perkenalan”
Pasar Modal Indonesia yang sedang hingar bingar dan asal tubruk yang dengan
jeli dimanfaatkan “dunia hitam”.
Ditemukannya transaksi saham palsu di
Bursa Efek Jakarta yang melibatkan Lukman Hartono-Herlina Kasim cs(akhirnya di
cekal oleh dirjen imigrasi walau dikabarkan telah lolos ke Hongkong).
11 Maret 1993
Berawal dari penawaran saham likwid
oleh tersangka yaitu saham PT HM Sampoerna,PT Inco,PT Semen Gresik,PT Indo
Rayon Utama dan PT Indah Kiat pada PT Mashill Jaya Securitas.Selain itu
tersangka juga menjual melalui beberapa pialang local seperti Srikandi
Securitas,Aneka Reksa dan Bhakti Investama.
Pihak Mashill minta kepada PT Baring
Sekuritas untuk menjualkan saham-saham tersebut.Baring kemudian melegonya ke PT
W.I.Carr Indonesia.Pialang terakhir ini rupanya teliti sebelum membeli.Mereka
membeli 300 ribu saham PT Semen Gresik @ Rp. 5.400,- pada 11 Maret 1993.Begitu
diterima tanggal 17 Maret 1993,ternyata 500 saham merupakan saham hilang dan
4.000 saham memiliki nomor kembar.Sore itu juga W.I Carr menelepon Baring
Sekuritas untuk menolak saham tersebut.Baring kemudian menelepon Mashill untuk
mengganti saham tersebut sera memblokir pembayaran.Bos Mashill,Makki Wijaya
langsung mengontak Lukman-Herlina yang langsung berjanji untuk mengganti.Saat
itu petugas dari Mashill sudah curiga,namun Makki Wijaya sangat percaya dengan
reputasi Lukman-Herlina karena sudah tujuh bulan menjadi nasabah dengan
reputasi tanpa cacat.Jadi,tak ada rasa curiga untuk membayar saham dalam bentuk
giro bilyet senilai Rp. 5,9 milyar.Makki Wijaya baru terkesiap ketika esok
paginya Lukman-Herlina sudah mencairkan uang hasil penjualan sahamnya senilai
Rp. 3 milyar di BHS Bank Gajahmada Jakarta Pusat.Pencairan secara tunai ini
membuat Makki Wijaya curiga.Namun sudah terlambat.Walau begitu sempat memblokir
Rp. 2,9 milyar yang belum dicairkan di Lippo Bank .
Sedangkan PT Srikandi Sekuritas yang
didatangi duet Lukman-Herlina diruang Galerry lantai IV Gedung Bursa tergiur
ditawari untuk menjualkan saham PT HM Sampoerna pada harga minimal Rp
4.500,-.Waktunya bersamaan dengan penawaran pada Mashill.Hari itu juga tawaran
Lukman dipasang dipapan trading.
Eh,langsung disabet oleh pialang
PT.Makindo.Empat hari kemudian tibalah saat pembayaran dan delivery saham.17 Maret 1993 sore Herlina menyerahkan segepok saham
PT HM Sampoerna dalam sebuah tas hitam ke PT Srikandi.Saham itu tidak ada
cacatnya.”Beberapa disertai cap registrasi dari lembaga yang menentukan
keabsahan saham yaitu Biro Administrasi Efek”tutur pihak Srikandi.
Namun pihak Makindo lebih
jeli.Sebanyak 200.000 saham tersebut dikirim ke Biro Administrasi Efek untuk
dites keabsahannya.Disitu baru ketahuan,dari 200.000 saham yang palsu
199.500.Dan belakangan ketahuan bahwa semua capnya juga dipalsu.Saham-saham
palsu itu juga sampai ke PT Bhakti Investama dan Aneka Reksa.Namun kedua
pialang ini selamat karena kedua giro mereka belum dicairkan.Jadi selain dari
Mashill, pasangan ini juga menggondol Rp.900 ribu dari Srikandi.
Dalam data ketua Bapepam,Sukanto
Reksohadiprodjo,ketika isu saham palsu merebak,uang jarahan sebesar Rp. 100
juta telah ditrasfer pasangan itu ke rekening atas nama Tony Liao Development
LTD di Hongkong Shanghai Bank.Menurut info,pemegang saham perusahaan itu adalah
Chin T Liao alias Lukman Hartono sendiri.
(Sumber :Kehilangan Tongkat Keempat-Tempo
10-April 1993)
Setelah Saham Palsu Menghoyak Bursa Jakarta-Tempo 10
April 1993)
Insider
Trading
Jual beli saham berdasarkan informasi
kalangan intern perusahaan untuk mengeduk untung besar-sedangkan pihak lain
dirugikan,adalah permainan licin yang sudah biasa dilakukan di bursa
modal.Mulai samar didengar walau ini
sulit dibuktikan.Maka beberapa kejadian di BEJ yang menyangkut insider”s
trading berubah menjadi hembusan desas-desus belaka.
(Sumber :Jika Pialang Terganjal T+4,Tempo
10 April 1993)
3.
Periode 1994
22 Juni 1994
Komputerisasi
atas transaksi saham di BEJ(Bursa Efek Jakarta)akan dilaksanakan secara penuh
Januari 1995 mendatang.Sementara itu tahap uji coba komputerisasi penjualan
atas sebagian saham perusahaan public,mulai berlangsung September 1994
(Sumber:Komputerisasi
BEJ,Januari 1995 -Kompas 22 Juni 1994)
8 Juli 1994
Tanggal 7Juli 1994 pada saat membuka Konferensi
Tahunan Keuangan Pasar Modal Wilayah Pasifik ke 6 serta Pameran Pasar Modal
Indonesia 1994 di Jakarta Convention Center,Presiden Suharto menyatakan bahwa
Pasar Modal akan didorong agar berkembang lebih cepat.Ini karena
kondisi,struktur dan perkembangan ekonomi Indonesia 25 tahun kedepan yang
berbeda dengan kondisi,struktur ekonomi Indonesia 25 tahun yang lalu.
Hal
lain yang menjadi dasar pemikiran adalah data perdagangan saham di Bursa Efek
Jakarta(BEJ) dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran meningkat.Tahun 1990
rata-rata transaksi perhari baru berjumlah Rp. 30 milyar.Tiga tahun kemudian
nilai transaksi per hari naik menjadi Rp. 77,6 milyar yang berarti peningkatan
lebih dari 37 % setahun.Untuk nilai kapitalisasi pasar meningkat 558 persen
dari Rp. 12,4 trilyun pada akhir 1990 menjadi sebesar Rp. 69,3 trilyun pada
akhir tahun 1993.Jumlah perusahaan yang tercatat di bursa juga terus meningkat.
(Sumber:Presiden
Soeharto:Pasar Modal akan Didorong agar Berkembang Lebih Cepat-Kompas 8 Juli
1994)
8 Juli 1994
Kebijakan
pembatasan investasi saham portepel bagi investor asing sebesar 49
persen,sedang dipikirkan untuk diperlonggar.Pemerintah mengambil langkah
itu,untuk menyesuaikan dengan
pemberlakuan kebijakan PP No. 20/94 yang memperbolehkan PMA(Penanaman Modal
Asing) menguasai 95 persen dari investasinya secara langsung di Indonesia.
“pemerintah
sedang memikirkan secara serius,untuk memperlonggar batas porsi asing dalam
portfolio saham,”ungkap Menteri Keuangan Mar”ie Muhammad
(Sumber:Mungkin
Diperlonggar,Pembatasan Saham Portepel bagi Investor Asing-Kompas 8 Juli 1994)
9 Juli 1994
Pemerintah
harus segera melonggarkan porsi saham asing di pasar modal,yang kini masih
dibatasi maksimal 49 persen.Alasannya,penundaan pelonggaran porsi asing
bertentangan dengan trend ekonomi dunia,dan sekaligus merupakan cerminan
kelambanan sikap pemerintah.Demikian pengamat ekonomi Dr Sjahrir pada
diskusi”Prospek Pasar Modal di Indonesia”yang diselenggarakan PT Bursa Efek
Jakarta(BEJ) di Arena Pameran Pasar Modal Indonesia,Jakarta Convention
Center,Kamis malam(7/7)
Diskusi
yang dipandu Preskom BEJ Marzuki Usman itu,menampilkan juga Staf Ahli Menkeu
Bidang Pengembangan Pasar Modal,Dahlan M Sutalaksana dan pengamat ekonomi Drs
Kwik Kian Gie,sebagai pembicara.
Sedang
Kwik Kian Gie yang juga pembicara dalam diskusi tersebut,tak membantah
pentingnya porsi asing.Tetapi diingatkannya,dominasi pemodal asing bisa
mengancam Pasar modal Nasional.Karena menurut Kwik,pada prinsipnya dana pemodal
asing selalu bergerak.Ketika bursa saham negara lain lebih menarik ketimbang
bursa saham di negara tertentu,maka tiba-tiba saja dana dari pesaham asing itu
akan “terbang”ke negeri yang menguntungkan itu.
(Sumber:Jangan
Tunda,Upaya Longgarkan Porsi Saham Asing di Pasar Modal-Kompas 9 Juli 1994)
4.
Periode 1997
Bursa
Saham Dalam Dilemma
Jatuhnya
Bursa saham Hongkong yang merembet ke Bursa
seluruh dunia,berimbas ke bursa domestic .Seolah melengkapi kondisi bursa dalam negeri yang sudah mulai melesu setelah
“eforia” go public.
Situasi
diatas “memakan korban” pada beberapa perusahaan yang go public.Tak ada lagi antrian panjang saat penawaran perdana yang
dikenal dengan initial public offering,Saham
Bank Mayapada dan PT Sunson Textile
.Saham Bank Mayapada dilepas tanggal 29 Agustus 1997 di harga perdana Rp. 800,--
dengan total saham sebesar 65 juta lembar.Begitu listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) harganya tidak naik seperti
layaknya emiten yang listing di
bursa.Banyak kalangan investor tidak menduga saham bank yang juga dimiliki Grup
Lippo ini bisa terpuruk di pasar perdana.Bank Mayapada tidak sendirian.
Harga
saham PT Sunson Textile Manufacturer anjlog sebesar 26,5 % pada hari pertama listing.Dari harga perdana Rp.850,-/lb
saham,pada awal perdagangan dibuka dengan harga Rp. 725,--/lb saham dan
dipenutupan dengan harga Rp.625,-/lb saham.
Listing tanggal 20 Agustus 1997,harga
sahamnya tak pernah mendekat kembali diharga perdana.Malah tambah melorot
mencapai Rp.400,-/lb saham.Padahal fundamental perusahaan dinilai cukup
baik.Banyak investor melepas saham meski harus menderita kerugian(cut loss)
Kecanggihan
daya jual,termasuk kepiawaian para marketing memang diperlukan untuk memasarkan
suatu produk,seperti yang digambarkan dalam pemasaran saham.Sayangnya
seringkali keagresifan marketing dalam menyampaikan informasi tidak diikuti
dengan keseimbangan penyampaian sisi lain produk yang dipasarkan.Akibatnya jika
terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan konsumen terhadap produk yang
dibelinya,tentu berakibat kekecewaan yang bisa berakibat fatal dikemudian
hari.Ya,factor kekecewaan yang berkembang menjadi trauma akibat pengalaman
pahit yang dialami inilah yang menjadi alasan yang mengemuka mengapa industri
pasar modal kembali melambat.
(Sumber:Yang
Terjerembab di Pasar Perdana-Info bank
Oktober 1997)
5.
Periode 2002
Oktober 2002,Transaksi
Saham Fiktif
Setelah
saham palsu dan insider trading,ditahun
2002 muncul kasus Transaksi Saham Fiktif/Transaksi Semu.
Transaksi
Semu berupa transaksi yang dilakukan pihak yang sama,bisa saja dalam satu
konsorsium.Sesungguhnya pengalihan saham tidak terjadi.Saham hanya berganti
posisi dari pemilik satu ke pemilik lain.
Mestinya pihak bursa
langsung menghentikan transaksi begitu pergerakan harga saham melonjak 30
persen dalam sehari sejak sesi pembukaan.
Kasus transaksi saham
semu/fiktif terjadi pada saham PT Dharma Samudera Fishing Industry(DSFI).Dalam kasus DSFI kejadiannya amat
mencolok,yakni kenaikan harga sahamnya melejit sampai 300% lebih.Kenaikan itu
sama sekali tak didukung factor fundamental,misalnya informasi spesifik ataupun
corporate action tertentu yang
dilakukan DSFI.
Biasanya,dalam
setiap transaksi ada brocker jual dan brocker beli,yang mengharapkan fee besar dari sebuah
transaksi.Merekalah yang memainkan peran dalam proses transaksi,yang sebenarnya
penggorengan harga saham.Tak tertutup kemungkinan pula perusahaan sekuritasnya
ikut “bermain”.Mereka merekayasa harga saham agar naik dalam tingkatan
tertentu.Situasi ini membuat orang luar terarik.Saat investor ini masuk,bandar
penggoreng saham langsung mengeluarkan saham.Si bandar untung besar.Tapi begitu
bandar membanting harga saham,para investor kena getahnya.
Berbeda
dengan muslihat penggorengan saham DSFI,Kasus saham PT Primarindo Asia Infrastruktur(BIMA)-seperti
dikatakan seorang analis pasar modal lainnya-agaknya lebih berbau
penipuan.Sebab gerakan saham BIMA tak semencolok sebagaimana gejala adanya
transaksi semu.
“Transaksi
semu bermotif menaikkan atau menurunkan harga saham.Tapi dalam kasus saham
BIMA,hal itu takterlihat mencolok,Sepertinya lebih condong ke penipuan”kata
analis kedua ini.
“Dalam
kasus BIMA sepertinya ada upaya untuk menjebol dana penjaminan KPEI.Ini tak
beda upaya para banker membobol dana BLBI Bank Indonesia”ucap analis diatas
Kasus
transaksi saham fiktif makin berkembang kontroversial.Dua tersangka kasus
ini,Yannes Naibaho dan I Dewa Gede Ngurah “bernyanyi”secara
mengejutkan.Direktur utama dan direktur perusahaan sekuritas di Bursa Efek
Jakarta(BEJ),PT Usaha Bersama Securities,itu menyatakan bahwa bos mereka
–Komisaris Utama PT Usaha Bersama Securities,Judiono Tosin-yang menjadi actor
utama kasus tersebut.Pengakuan ini mencuat saat mereka diperiksa oleh sembilan
orang penyidik dari Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam) dan petugas di Markas
Besar Kepolisian Republik Indonesia(Mabes Polri)
(Sumber:Judiono Diterpa
Skandal Saham-Happy S,Irawati Maxi,dan Yadi Hendriana-Trust Oktober 2002)
6.
Periode 2005
Juli 2005,Indikasi
INSIDER TRADING di perdagangan saham
SARI HUSADA
Kabar
tak sedap tengah merebak dilingkungan Sari Husada.Sang induk,Royal Numico
NV,yang berbasis di Belanda,mencurigai adanya kecurangan perdagangan saham yang
menunggangi dua agenda korporat Sari Husada.”Dewan Direktur dan Dewan Komisaris
memutuskan untuk menggelar penyelidikan”kata Presiden Komisaris Numico,Robert
Zwartendijk,seperti di kutip oleh Het
Financieele Dagblad,surat
kabar terbitan Belanda.
Sari
Husada terbilang pemain kelas kakap di pasar susu untuk anak bawah lima
tahun.Perusahaan yang didirikan tahun 1954 itu menguasai tak kurang dari 60
persen pangsa pasar.Merek yang paling diandalkan oleh Sari Husada di kelas ini
adalah SGM.
Di
dalam negeri, Sari Husada juga tengah diperiksa oleh Badan Pengawas Pasar
Modal(Bapepam).Dalam persidangan di DPR,awal pecan lalu Ketua Bapepam Darmin
Nasution mengutarakan tentang adanya indikasi kecurangan dalam perdagangan
saham Sari Husada.Kecurangan itu berupa perdagangan saham dengan memanfaatkan
informasi orang dalam,biasa disebut insider
trading.
Aksi
korporat Sari Husada yang dicurigai tercemar insider trading itu adalah program kepemilikan saham bagi karyawan(employee stock option plan atau biasa
disingkat dengan ESOP) dan program pembelian saham kembali(buyback).
Dua
hajatan korporasi yang terpisah itu diputuskan secara bersamaan oleh para
pemegang saham Sari Husada dalam rapat umum Oktober,dua tahun silam.
Jumlah
saham yang akan dijual melalui skema
ESOP sebanyak 94 juta lembar(5 persen)dengan harga pembelian Rp. 1.034,4 per
lembar saham.Yang aneh dalam program ESOP Sari Husada adalah skema ini semula
ditujukan hanya untuk tiga orang komisaris perusahaan saat itu.
Mereka
adalah Johnny Widjaja,wakil Kelompok Tiga Raksa,yang merupakan pemegang saham
local di Sari Husada;Peter Kroes,wakil dari Numico;dan Suad Husnan,yang
merupakan Komisaris Independen.
Skema
yang kelewat eksklusif itupun menuai protes dari seorang anggota direksi
perusahaan.Siapa yang berhak atas jatah ESOP pun diperluas hingga tingkat
direksi,bahkan manager senior.
“Keunikan”skema
ESOP Sari Husada yang lain adalah para penerima jatah akan mendapat bantuan
pembiayaan dari Shiba Investments untuk menebus hak mereka.Sebagai imbalan
untuk talangan pembelian saham,Shiba meminta agar para penerima jatah ESOP
menjual saham yang mereka dapatkan ke perusahaan yang berlokasi di British
Virgin Island.Harga yang ditawarkan oleh Shiba adalah Rp. 1.400,- per lembar
saham.
Ini
jelas penawaran yang menggiurkan karena mereka yang berhak atas ESOP tinggal
ongkang ongkang kaki memetik keuntungan Rp. 365,6 per lembar saham(Rp. 1.400 -
Rp. 1.034,4).Shiba sendiri diperkirakan akan menangguk margin yang lebih besar
lagi.Saham yang dikulak Shiba dari ESOP dijual lagi ke Sari Husada,yang tengah
mengeksekusi program buyback.Harga
rata-rata yang dibayar Sari Husada dalam program buyback hingga akhir tahun 2004 mencapai Rp. 1.904 per lembar
saham.Program buyback itu sendiri
baru berakhir April kemarin.
Jika
dikalkulasi secara sederhana,mereka yang mendapat jatah ESOP dengan mudah
memetik keuntungan Rp. 34 miliar.Durian runtuh yang dinikmati oleh Shiba lebih
besar lagi,sekitar Rp. 47 miliar.Total uang panas transaksi ini mencapai Rp. 81
miliar.
Dari
cerita yang beredar,Johnny Widjaja-lah yang berada dibawah lampu sorot.Selain
mendapat jatah ESOP 16 juta lembar saham,Johnny juga diduga terkait dengan
Shiba dan Cipta Mahardika,perusahaan keuangan yang menjadi perantara penjualan
saham antara Shiba dan Sari Husada.
Johnny
tak membantah bahwa ia terkait dengan Cipta dan Shiba.Namun,ia merasa tak
melakukan kelancungan.”(perdagangan saham itu) sah-sah saja.Saya merasa tidak
ada kecurangan insider trading”,ujar
Johnny.Johnny juga membantah informasi bahwa skema ESOP semula hanya didesain
untuk tiga komisaris Sari Husada.
Pembelaan
Johnny bisa jadi benar,karena belakangan beredar kabar bahwa tudingan
kecurangan tak lepas dari mulai tak akurnya Johnny dengan Numico,sang
mitra.”Saya tak mau mengomentari soal itu,”kata Michiel Quarles van Ufford,juru
bicara Numico.
(Sumber:Nila Setitik di Pabrik Susu-THW,Fanny
Febiana-Tempo Juli 2005)
7.
Periode 2007
4 Juli 2007,TRANSAKSI
TITIPAN di TRANSAKSI SAHAM PT AGIS
Bursa
Efek Jakarta tetap mencari actor utama dalam kisruh transaksi saham perusahaan
elektronik PT AGIS walau seluruh Broker telah lunasi kewajibannya.Adanya dugaan
transaksi titipan menjadi dasar kuat pencarian actor utama tersebut.
Aturan
pelarangan untuk titip jual atau titip beli oleh Anggota Bursa(AB) sebenarnya
telah dimuat dalam Peraturan BEJ Nomor II-A tentang Perdagangan Efek.
(Sumber:BEJ Cari Aktor
Utama Kasus Transaksi Agis-Kompas,4-7-2007)
4 Desember
2007,BI Stimulus Perekonomian,IHSG kembali cetak Rekor
Tertinggi
BI
memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate 25 Basis Poin ke level 8
persen,terendah sejak system ini dipakai pada pertengahan tahun 2005.Langkah
ini diharapkan menstimulus kinerja sector riil yang belakangan bebannya
meningkat akibat naiknya harga Bahan Bakar Minyak.
Agar
langkah penurunan BI Rate ini efektif dan tidak mengganggu pencapaian sasaran
inflasi kedepan,BI sangat berharap pada langkah-langkah pemerintah,antara lain
meredakan tekanan gejolak kenaikan harga BBM terhadap kesinambungan
fiscal,mempercepat implementasi paket
kebijakan investasi serta mengatasi gangguan pasokan dan distribusi barang.
(Sumber:BI Stimulus
Perekonomian,Kompas 7 Desember 2007)
Investasi
asing dalam bentuk portofolio asset masih deras mengalir ke pasar keuangan
Indonesia.Hal ini terlihat dari kepemilikan surat utang Negara oleh asing yang
mencapai Rp. 77,4 triliun dari jumlah SUN yang sebesar Rp. 474,8 triliun.Selain
itu,cadangan devisa Bank Indonesia juga naik menjadi 54,9 miliar dollar AS
Masuknya
arus modal tergantung juga dari tingkat suku bunga ,misalnya obligasi.Penurunan
tingkat suku bunga The Fed Amerika Serikat menjadi 4 persen akan membuat tingkat suku bunga
Indonesia menarik untuk dijadikan tempat berinvestasi.
(Sumber:Investasi
Portofolio Masih Primadona,Joice Tauris Santi,Kompas)
24 Desember
2007,Bapepam Terbitkan Aturan REITs
Likuiditas
Pasar Modal tidak dapat lagi bergantung pada perusahaan yang mencatatkan
sahamnya di bursa saja,melainkan perlu ditunjang oleh produk-produk
baru,seperti ETF,REITS dan waran terstruktur.
Untuk
itu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan telah menerbitkan empat
aturan baru yang menunjang produk Dana Investasi Kolektif disingkat DIRE KIK.
DIRE
KIK dalam praktek pasar modal international disebut sebagai Real Estate
Investment Trusts(REITs).REITs telah dikembangkan sebagai alternative investasi
yang cukup kompetitif.
(Sumber:
Bapepam
Terbitkan Aturan REITs- Kompas 24 Desember 2007)
8.
Periode 2008
21 Juni 2008,Rencana
IPO PT ADARO dan Uji Kredibilitas-Wibawa Bapepam
PT
Adaro Energy menjadi perbincangan hangat public sehubungan dengan rencana
perusahaan tambang yang bergerak di bidang batubara ini mencatatkan sahamnya
atau go public di Bursa Efek
Indonesia,yang hingga saat ini belum bisa terealisasi.Di pasar modal,saham yang
sebuah perusahaan yang akan dilepas lalu ramai diperbincangkan disebut hot issue.
PT
Adaro benar-benar menjadi hot issue
karena perusahaan ini akan langsung melepas 35 % sahamnya ke publik,porsi yang
cukup signifikan.PT Adaro bergerak dibidang industri batubara terbesar kedua di
tanah air setelah Kaltim Prima Coal(KPC).Nilai emisi saham perdananya yang
ditargetkan mencapai Rp. 12,3 triliun pun bakal mengukir catatan rekor baru
hasil Initial Public Offerring(IPO)
terbesar di Pasar Modal Indonesia.
Saham
Adaro diperbincangkan dan ditunggu investror karena prospeknya dinilai
bagus.Harga batubara di pasar international terus melonjak.Ekspektasi investor
terhadap harga saham Adaropun ikut melambung.Artinya,investor menanti potensi
keuntungan modal investasinya dapat menjadi realitas di lantai bursa.Tak heran
jika permintaan saham ini pun luar biasa besar,enam kali lebih dari yang
ditawarkan.
Memang
masih perlu pembuktian apakah permintaan luar biasa ini benar benar riil atau
hanya rekayasa untuk memoles dan
mengesankan saham Adaro hot issue dan
laku keras.
Bagi
investor spekulatif ,itu mungkin tidak jadi soal.Namun untuk investor yang
berinvestasi untuk spectrum jangka panjang dn tidak bermotif spekulasi,mereka
bisa terkecoh bila ada poles-memoles kinerja pra IPO.
Ada
yang berharap saham Adaro segera masuk bursa,namun juga ada yang
berupaya”menjegalnya” sebelum dugaan praktik kecurangan dimasa lalu yang
dinilai merugikan Negara tuntas.Praktik curang misalnya terkait terjadinya
dugaan transfer pricing dengan menjual produk kepada perusahaan
afiliasi dengan harga murah kemudian perusahaan pembeli produk tersebut dapat
menjualnya dengan harga mahal.Perusahaan pembeli produk dapat menangguk
keuntungan besar sehingga keuntungan besar dinikmati pemegang saham yang sama
dari dua perusahaan berbeda.Potensi kerugian Negara timbul dari pajak
penghasilan.
Disamping
masalah diatas,mencuat pula kasus sengketa kepemilikan saham PT Adaro
Indonesia(anak perusahaan Adaro Energy) antara Deutsche Bank dan Beckett Pte
Ltd,perusahaan milik pengusaha Sukanto Tanoto.
Ditengah
hiruk pikuk dan bercampur baurnya berbagai persoalan
politis,hukum,pertambangan,perpajakan,teknis pasar modal dan investasi;harapan
tentulah kembali kepada otoritas pasar modal,yakni Badan Pengawas Pasar
Modal(Bapepam)agar tak ada pihak-pihak yang dirugikan baik investor
public,Negara dan stake holder
lain.Juga lingkungan hidup,mengingat usaha tambang batu bara juga rawan
terhadap kerusakan lingkungan.
Dalam
situasi dan kondisi semacam ini jelas sekali bahwa kredibilitas,ketegasan dan
profesionalitas Bapepam selaku otoritas,regulator dan pengawas pasar modal benar-benar mendapat ujian dan
harus dibuktikan.Mendengan suara politisi,aktivis lingkungan juga menjadi
kewajiban Bapepam.
Rencana
IPO Adaro telah memperoleh pernyataan pendaftaran dari Bapepam pada 13 Mei
2008.Berdasarkan peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2,pernyataan pendaftaran
menjadi efektif dalam waktu 45 hari.Jadi,Bapepam harus memutuskan apakah akan
memberi pernyataan efektif atau tidak terhadap IPO Adaro pada jumat 27 Juni
2008.
(Sumber:Bapepam Belum
Putuskan Adaro,Kompas
Adaro,”Hot Issue” dan Ketegasan
Bapepam-Andi Suruji,Kompas)
3 Juli 2008,Rencana IPO PT Adaro belum mendapat
pernyataan effektif Bapepam,dan Rencana IPO PT Bayan Resources.
Hingga
kemarin rencana IPO PT Adaro Energy
belum mendapat pernyataan effektif dari Bapepam-LK.
Dipihak
lain,PT Bayan Resources berencana melakukan penawaran umum saham perdana(initial public offering/IPO) pada
Agustus 2008.Perseroan ini akan melepas 833.333.500 sahamnya atau 25 % dari
jumlah saham perseroan.Saham dengan nilai nominal Rp. 100,- akan ditawarkan
dengan harga Rp. 5.600,- - Rp. 7.700,- per saham.
Dari
IPO tersebut ,Bayan menargetkan menghimpun dana Rp. 4,66 triliun-Rp.6,41
triliun.Penetapan harga saham perdana dilakukan setelah proses pembentukan
harga (book building) pada 2-21 Juli
selesai.
Mayoritas
saham Bayan dimiliki konglomerat asal Malaysia,Dato”Low
Tuck Kwong.Bayan adalah produsen batubara terbesar ke delapan di Indonesia.
Bayan
menunjuk PT Trimegah Securities Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi untuk
kepentingan IPO.Pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan(Bapepam-LK) diharapkan didapat tanggal 25 Juli 2008.Dengan demikian,
masa penawaran dapat dilakukan 29 Juli-1 Agustus dan 8 Agustus dicatatkan di
Bursa Efek Indonesia.
Apabila
sesuai target,perolehan IPO Bayan akan menjadi yang terbesar dalam sejarah
Pasar Modal Indonesia.Hingga Rabu(2/7),perolehan dana IPO tertinggi dipegang PT
Jasa Marga Tbk,yakni Rp. 3,47 triliun.
(Sumber:IPO.Bayan
Targetkan peroleh Rp. 6,41 triliun-Kompas)
8 Juli 2008,IPO
ADARO EFFEKTIF
Hari
ini IPO PT Adaro Energy mendapat
pernyataan effektif dari Bapepam-LK.Penawaran akan berakhir pada 10 Juli 2008
dan akan dicatat di BEI pada 16 Juli 2008..Investor Ritel hanya mendapat jatah
2% sedang 98 % saham perdana perusahaan terbesar kedua di Indonesia itu telah
dialokasikan kepada investor institusi,khususnya investor asing.Tingginya
ketidakpastian dari investor ritel untuk membeli berapa banyak saham yang akan
dijual,menyebabkan Danatama Makmur sebagai penjamin hanya mengalokasikan 2 %
untuk investor ritel.
Terkait
dengan kasus hukum yang tengah dihadapi Adaro,Vicky Ganda Saputra-Vice Presiden
Danatama Makmur,pihaknya telah mencantumkan semua informasi pada prospectus
final yang dapat diperoleh investor pada masa penawaran.
Analis
Independen-Aspirasi Indonesia Research Institute(AIR-INTI) Yanuar Rizki
menyatakan bahwa calon investor tidak memiliki waktu cukup untuk mempelajarinya
sehingga tambahan informasi yang diumumkan dimedia masa sama sekali tidak
memaparkan resiko investasi yang dihadapi investor jika nanti Adaro kalah dalam
kasus sengketa saham dengan Becket Pte Ltd.
(Sumber:
Jatah
Investor Ritel Hanya Diberikan 2 Persen –Kompas )
9 Juli 2008,IPO
dan JOKI di PASAR MODAL INDONESIA
Setelah
tertunda dua pekan akhirnya PT ADARO ENERGY melakukan penawaran umum perdana
sahamnya mulai 8/7 s/d 10/7-2008.Minimnya saham yang ditawarkan kepada investor
ritel mengakibatkan saham PT ADARO diperebutkan.Untuk mendapatkan formulir
pemesanan saham PT Adaro Energy diperlukan antrian panjang lengkap dengan harus
membawa KTP.Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa pengantri kebanyakan adalah
para “joki” yang diupah oleh para “bandar” joki.
Para
“joki” ini bisa terdiri dari ibu rumah tangga,pengamen,tukang ojek dan jenis
pekerjaan kasar lainnya.Stelah mendapatkan formulir cukup banyak,”bandar” joki
akan mentransfer dana ke bank sesuai nilai saham yang dipesan.Bukti transfer
ini kemudian ditunjukkan ke petugas IPO untuk divalidasi.Saat ditanya,apakah
petugas IPO tidak curiga ketika “bandar” mevalidasi cukup banyak
formulir?”mereka juga sudah tahu,sudah rahasia umum”kata bandar joki.Bahkan,saat
proses penjatahan,semua saham yang dipesan akan masuk ke portofolio
bandar,sekalipun dalam formulir pemesanan yang tertera adalah nama para
“Joki”.”Semua sudah diatur.Badan Administrasi Efek juga tahu kok”
(Sumber:Joki-Joki
Pasar Modal Indonesia-Reinhard Nainggolan,Kompas 9-7-2008)
9 Juli 2008,BAPEPAM-LK DIGUGAT BECKKETT
Keluarkan
ijin IPO Adaro, padahal masih ada sengketa,Bapepam-LK akan digugat Beckkett.Hal
ini disampaikan tim kuasa hukum Beckkett yang terdiri atas OC kaligus,Yan
Apul,M Assegaf dan Lucas.Gugatan sedang dipertimbangkan akan diajukan lewat
PTUN atau pengadilan negeri dengan materi gugatan pidana atau perdata.
Dalam
materi gugatan tersebut diajukan pembatalan penjualan gadai saham milik
Beckkett oleh Deutsche Bank pada PT Adaro Indonesia(anak perusahaan PT Adaro
Energy)pada tahun 2002.
Ada
bagian yang dinilai menyesatkan pada prospectus.Adaro menyatakan sengketa saham
antara Adaro Indonesia dan Beckkett hanya sebesar 4,57%.Ini dinilai menyesatkan
karena jumlah yang disengketakan adalah 51 %.Berdasarkan fakta ini OC Kaligis
menilai Bapepam-LK telah membiarkan terjadinya pembohongan informasi ke public
dengan menerbitkan pernyataan efektif IPO Adaro.
Ketua
Bapepam-LK Fuad Rahmany menyatakan ,sengkete hukum antara Beckkett-Adaro adalah
urusan pengadilan.Adapun Bapepam-LK lebih focus kepada aspek transparansi dan
keterbukaan,termasuk mengharuskan Adaro untuk memaparkan sengketa hukum yang
dihadapinya kepada public.Dari pemaparan itu,lanjut Fuad,resiko investasi akan
terlihat.Setelah itu,keputusan diserahkan ke investor,apakah akan membeli saham
perdana Adaro atau tidak.
(Sumber:Keluarkan Izin
IPO Bapepam-LK Digugat Beckkett-Kompas 9-7-2008)
10 Juli
2008,JOKI dan MIMPI Memasyarakatkan Pasar Modal Indonesia
Maraknya
perjokian di Pasar Modal Indonesia yang
telah berlangsung lebih dari 10 tahun,merupakan praktik menggunakan jasa orang
lain untuk mendapatkan saham perdana.Ini terjadi karena minimnya saham perdana
yang dilepas kesektor ritel.Adanya saham yang dilepas kesektor ritel membangun
citra seolah pasar modal telah menyentuh masyarakat luas.Itupun disinyalir 2 %
saham yang dilepas ke investor ritel
telah dipesan orang-orang khusu yang tengah berkuasa.Perjokian juga
sudah menjadi rahasia umum melibatkan perusahaan –perusahaan sekuritas.
Untuk
perusahaan berbobot,IPO untuk investor ritel sangat minim.Ironisnya untuk IPO
perusahaan tidak berbobot,jatah untuk investor ritel justru bisa mencapai 50
persen.
Dengan
penguasaan saham yang tidak merata ini,muncul resiko ada pihak dengan mudahnya
menyetir harga saham.Harga saham akan dinaikkan maupun diturunkan atau ditahan
pada harga tertentu untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya yang diistilah
pasar modal disebut dengan cornering the
market(mendikte atau menyudutkan pasar). Di Indonesia dikenal dengan
istilah penggorengan saham.Ketika mudah didikte ,harga saham bukan lagi
refleksi dari kondisi fundamental dan teknikal saham tersebut.
Sebaliknya,bila
distribusi saham merata,tidak ada konspirasi dan tak ada praktik cornering the market,maka yang muncul
adalah bursa yang wajar,teratur dan efficien.Bukan bursa yang spekulatif.Jika
ini terwujud ,maka salah satu Good market
governance telah dijalankan.Pasar Modal Indonesia akan segera bergairah.Investor selama ini malas beranjak dari angka 250.000
investor atau hanya 0,22 persen dari jumlah angkatan kerja Indonesia Februari
2008 yang mencapai 111,48 juta jiwa.Bandingkan dengan rasio investor pasar
modal dan angkatan kerja di Singapura,Korea Selatan dan Amerika Serikat yang
sudah mencapai diatas 40 persen.
(Sumber:Memasyarakatkan
Pasar Modal Indonesia,Sebuah
Mimpi-Reinhard Nainggolan-Kompas)
17 Juli
2008,SAHAM ADARO MENCENGANGKAN
Harga
saham PT Adaro Energy Tbk melambung
hingga 57,27 persen pada hari pertama diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,Rabu
16/7.BEI menilai kenaikan yang cukup fantastis itu wajar.Namun,sejumlah
pengamat menyatakan ada indikasi pembentukan harga semu pada saham Adaro.
Menurut
pengamat Adler Manurung rata-rata kenaikan harga saham saat hari pertama
diperjual belikan dipasar sekunder hanya sekitar 30 persen.Diduga kenaikan
harga saham Adaro itu telah direncanakan sejak awal,yakni dengan mengatur
komposisi penjatahan saham.Jatah saham untuk investor ritel hanya 2-4
persen,bersamaan dengan itu dihembuskan rumor bahwa saham ini bagus dan akan
diperebutkan banyak orang.Ini yang dinamakan dengan Hot IPO,kata Adler
Yanuar
Rizki dari AIR Inti menyatakan bahwa dari pola transaksi tampak bahwa saham
Adaro hanya dikendalikan oleh beberapa pihak.Sejumlah pihak yang mendominasi
transaksi jual beli saham hanya tiga perusahaan sekuritas asing.”Ada dua
perusahaan sekuritas asing yang khusus melakukan order beli dan ada satu
perusahaan sekuritas asing yang khusus melakukan order jual.Order jual dan beli
dari tiga perusahaan securitas asing ini yang kerap kali bertemu sehingga
terjadipembentukan harga.Praktik ini membentuk harga terbentuk menjadi
semu”papar Yanuar
Selain
itu dikemukakan Yanuar bahwa dari pola transaksi tampak kenaikan harga bertolak
belakang dengan informasi tentang sengketa kepemilikan saham yang menimpa
perusahaan ini.”Ini kan
namanya melawan informasi pasar sehingga patut dicurigai.Badan Pengawas Pasar
Modal seharusnya melakukan pemeriksaan dan investigasi”tutur Yanuar menyarankan
(Sumber :Saham Adaro
Mencengangkan-Kompas 17-7-2008)
19 Juli
2008,ADARO BERI JAMINAN
Harga Ditetapkan
Berdasarkan Peraturan “Tender Offer”
Pemegang
saham mayoritas PT ADARO Energy Tbk menjamin akan membeli kembali saham PT
ADARO Indonesia jika kalah dalam sengketa kepemilikan saham dengan Beckett Pte Ltd.Jaminan ini diberikan pemegang saham
kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Jaminan
itu diberikan sebelum pernyataan efektif penawaran umum perdana saham Adaro
dikeluarkan.
Keoala
Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nurhaida,Jumat (18/7)
di Padang mengatakan,ada empat pemegang saham mayoritas Adaro yang memberikan
jaminan kepada Bapepam-LK.”saya hanya ingat tiga diantaranya,yaitu Garibaldi
Thohir,Sandiaga Uno,dan Edwin Suryajaya”kata Nurhaida
Isi
jaminan dibuat dihadapan notaries,keempat pemegang saham mayoritas akanmembeli
kembali saham yang dipegang public jika PT Adaro Indonesia tidak lagi berada
dalam konsolidasi Adaro Energy.Jika ini terjadi,akan berpengaruh terhadap asset
serta kemampuan Adaro Energy mencetak laba.
(Sumber:Adaro Beri
Jaminan-Kompas 19 Juli 2007)
21 Juli
2008,Menkeu:BAPEPAM TIDAK DISOGOK.
Persoalan Hukum Adaro
Urusan Pengadilan
“saya
make sure bahwa Bapepam dan seluruh
jajarannya didalam menjalankan ini(memberi pernyataan effektif terhadap
Adaro)bukan karena disogok atau mereka terima bayaran.Ini murni suatu due diligence oleh Bapepam untuk
menyatakan apakah suatu perusahaan,Adaro atau apapun,memang telah memenuhi
rambu-rambu pasar modal”papar Sri Mulyani
(Sumber:Menkeu:BAPEPAM
TIDAK DISOGOK-Kompas 21-7-2008)
21 Juli
2008,ATURAN BAPEPAM DAN KEPENTINGAN PASAR MODAL
Badan
Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan baru saja menerbitkan peraturan barus
yang mengatur ketentuan Tender Offer.Pada
hakikatnya,peraturan ini mewajibkan dilakukannya tender offer kepada seluruh pemegang saham bila terjadi pengalihan
kepemilikan saham dalam jumlah tertentu.
Bapepam-Lembaga
Keuangan berkepentingan menjaga tingkat “free
float” yang tetap menarik investor.
(Sumber:Aturan Bapepam
dan Kepentingan Pasar Modal Chandra Pasaribu-Kompas)
21 Juli
2008,Perdagangan Lesu,Pemerintah Tidak Mau Berikan Insentif.
Pemerintah
tidak akan memberikan insentif untuk kembali menggairahkan pasar modal yang
belakangan ini lesu.Pemerintah menilai lesunya pasar modal selama beberpa bulan
terakhir ini sebagai fenomena global yang juga dialami oleh hampir semua
Negara.Dinamika pasar modal tidak perlu diintervensi karena akan menciptakan
kondisi yang tidak mencerminkan permintaan dan penawaran riil suatu saham.
(Menkeu
Sri Mulyani)
Dibandingkan
dengan pasar modal regional dan global,penurunan indeks di pasar modal Indonesia
jauh lebih rendah(Erry Firmansyah)
(Sumber:
Perdagangan
Lesu,Pemerintah Tidak Mau Berikan Insentif.
Kompas
21-7-2008)
7 Agustus
2008,Saham Perdana.Penawaran Umum Masih Dikuasai Joki
Praktik
perjokian pada masa penawaran umum perdana atau initial public offering saham sebuah perusahaan kembali terjadi.Hal
itu tampak pada IPO PT Bayan Resources yang dimulai Rabu(6/8).Ini membuktikan
bahwa pasar modal Indonesia
masih perlu banyak pembenahan.
Berdasar
pengamatan,IPO Bayan yang diselenggarakan di kawasan Semanggi
Expo,Jakarta,dihadiri oleh sekitar 200 joki.Mereka tiba ditempat itu sekitar
pukul 9.30 WIB dan langsung antre untuk mendapatkan formulir pemesanan saham
sebanyak-banyaknya.Rata-ratajoki mengantri 2-4 kali putaran.Praktik perjokian
ini merugikan investor ritel yang ingin membeli saham Bayan.
Seharusnya,kata
Yanuar Rizki,Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menindak tegas
terhadap pihak-pihak yang bersekongkol melakukan praktik perjokian itu.PPraktik
perjokian dinilai sangat merusak citra dan kredibilitas Pasar Modal Indonesia.(Sumber: Saham Perdana.Penawaran Umum
Masih Dikuasai Joki Kompas 7-8-2008)
8 Oktober 2008,BEI Hentikan Saham Bakrie
Bursa Effek Indonesia menghentikan sementara perdagangan(suspensi)saham enam perusahaan Grup Bakrie terhitung sejak sesi pertama perdaganmga pada Selasa(7/10).Perusahaan yang disuspensi adalah PT Bakrie & Brothers Tbk,PT Bakrie Telecom Tbk,dan PT Bakrieland Development Tbk.
(Sumber: BEI Hentikan Saham Bakrie.Redam Kepanikan Tidak Cukup dengan Saran,Kompas 8 Oktober 2008)
9 Oktober 2008,Perdagangan Saham Dihentikan
Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG
Penurunan IHSG Terburuk di Dunia.Investor Asing Sengaja Rusak Pasar.
(Sumber:Perdagangan Saham Dihentikan ,Suara Merdeka 9 Oktober 2008
Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG,Suara Merdeka 9 Oktober 2008)
Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan
(Sumber:Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan,Kompas 9 Oktober 2008)
10 Oktober 2008,Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia
Hari ini Aktivitas Bursa Dimulai lagi
(Sumber:Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia ,Kompas 10 Oktober 2008)
22 Agustus 2009,Transaksi Anjlok,Asing Keluar
Indeks Harga Saham Menguat
(Sumber:Transaksi Anjlok,Asing Keluar,Kompas 22 Agustus 2009)
8 Oktober 2008,BEI Hentikan Saham Bakrie
Bursa Effek Indonesia menghentikan sementara perdagangan(suspensi)saham enam perusahaan Grup Bakrie terhitung sejak sesi pertama perdaganmga pada Selasa(7/10).Perusahaan yang disuspensi adalah PT Bakrie & Brothers Tbk,PT Bakrie Telecom Tbk,dan PT Bakrieland Development Tbk.
(Sumber: BEI Hentikan Saham Bakrie.Redam Kepanikan Tidak Cukup dengan Saran,Kompas 8 Oktober 2008)
9 Oktober 2008,Perdagangan Saham Dihentikan
Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG
Penurunan IHSG Terburuk di Dunia.Investor Asing Sengaja Rusak Pasar.
(Sumber:Perdagangan Saham Dihentikan ,Suara Merdeka 9 Oktober 2008
Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG,Suara Merdeka 9 Oktober 2008)
Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan
(Sumber:Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan,Kompas 9 Oktober 2008)
10 Oktober 2008,Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia
Hari ini Aktivitas Bursa Dimulai lagi
(Sumber:Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia ,Kompas 10 Oktober 2008)
9.Periode 2009
12 Juni 2009,Asing Terus Menggoreng Bursa Saham Kita
12 Juni 2009,Asing Terus Menggoreng Bursa Saham Kita
Bursa Naik Akibat Spekulasi
Pijakan Indeks Bursa Saham Masih Ringkih.Investor harus waspadai rekomendasi asing.
(Sumber:Kontan 12 Juni 2009)
19 Juni 2009,IHSG Anjlok di Bawah 2000
AS dan Eropa Kembali Mengkhawatirkan
(Sumber:IHSG Anjlok di Bawah 2000,Kompas 19 Juni 2009)
22 Juni 2009,Asing Berbalik Arah
Tidak Berarti Dana Asing Sudah Keluar Indonesia
(Sumber:Asing Berbalik Arah ,Kompas 22 Juni 2009)
26 Juni 2009,IHSG Kembali Naik ,Rupiah Membaik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia(BEI)mencatat prestasi lagi lewat kenaikan signifikan beriringan dengan bursa regional lain.
(Sumber:IHSG Kembali Naik,Rupiah Membaik,Suara Merdeka 26 Juni 2009)
4 Juli 2009,Anomali pada Bursa Indonesia
Penurunan BI Rate Picu Penguatan Indeks
9 Juli 2009,Sesuai Harapan Dunia Usaha
IHSG Atraktif.
(Sumber::Sesuai Harapan Dunia Usaha,Suara Merdeka 9 Juli 2009)
19 Juni 2009,IHSG Anjlok di Bawah 2000
AS dan Eropa Kembali Mengkhawatirkan
(Sumber:IHSG Anjlok di Bawah 2000,Kompas 19 Juni 2009)
22 Juni 2009,Asing Berbalik Arah
Tidak Berarti Dana Asing Sudah Keluar Indonesia
(Sumber:Asing Berbalik Arah ,Kompas 22 Juni 2009)
26 Juni 2009,IHSG Kembali Naik ,Rupiah Membaik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia(BEI)mencatat prestasi lagi lewat kenaikan signifikan beriringan dengan bursa regional lain.
(Sumber:IHSG Kembali Naik,Rupiah Membaik,Suara Merdeka 26 Juni 2009)
4 Juli 2009,Anomali pada Bursa Indonesia
Penurunan BI Rate Picu Penguatan Indeks
9 Juli 2009,Sesuai Harapan Dunia Usaha
IHSG Atraktif.
(Sumber::Sesuai Harapan Dunia Usaha,Suara Merdeka 9 Juli 2009)
22 Agustus 2009,Transaksi Anjlok,Asing Keluar
Indeks Harga Saham Menguat
(Sumber:Transaksi Anjlok,Asing Keluar,Kompas 22 Agustus 2009)
17 September 2009,Bursa Batavia ke Bursa Efek Indonesia
(Sumber:Bursa Batavia ke Bursa Efek Indonesia, Kompas 17 September 2009)
10.Periode 2010
19 April 2010,Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?
(Sumber:Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?, Kompas 19 April 2010)
1 Juli 2010,IHSG Tembus 2.900
(Sumber:IHSG Tembus 2.900,Suara Merdeka 1 Juli 2010)
25 Agustus 2010, Penguatan IHSG Berakhir
(Sumber:Penguatan IHSG Berakhir ,Suara Merdeka 25 Agustus 2010)
16 September 2010, IHSG Ciptakan Rekor Lagi
(Sumber: IHSG Ciptakan Rekor Lagi,Suara Merdeka 16 September 2010)
11.Periode 2011
19 Agustus 2011, IHSG Kembali ke Posisi 4.000
Investor Asing Mulai Buru Saham Perbankan
(Sumber: IHSG Kembali ke Posisi 4.000,Kompas 19 Agustus 2011)
24 Agustus 2011, Saham Dibeli Kembali
PT Bumi Resources Tbk Siapkan Dana Maksimal Rp. 3,9 Triliun]
(Sumber :Saham Dibeli Kembali,Kompas 24 Agustus 2011)
12.Periode 2012
21 Juli 2012, Indeks Gagal di Level 4.100
Fluktuasi Lebar Indeks Saham sampai Akhir Tahun
(Sumber :Indeks Gagal di Level 4.100 ,Kompas 21 Juli 2012)
25 Juli 2012, Waspadai Pelemahan
IHSG Fluktuatif ,Rupiah Tertekan Sejak Awal Tahun
(Sumber : Waspadai Pelemahan ,Kompas 25 Juli 2012)
13.Periode 2013
21 Juni 2013, Indeks Saham Melemah
Bank Muamalat Tunda Penawaran Saham
Pembalikan Rp. 34 Triliun dalam Tiga Pekan
(Sumber :Indeks Saham Melemah ,Kompas 21 Juni 2013)
Dana Keluar Terjadi ,Kompas 22 Juni 2013)
20 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)
21 Agustus 2013, Perlu Aksi BI dan Pemerintah
Pelemahan Nilai Rupiah dan Harga Saham Berlanjut
(Sumber :Perlu Aksi BI dan Pemerintah ,Kompas 21 Agustus 2013)
Beban Bayar Utang Bertambah,Kompas 21 Agustus 2013)
22 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)
22 Agustus 2013, Bangun Kepercayaan Pasar
Presiden Yudhoyono Mengakui ada Masalah dalam Perekonomian
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 22 Agustus 2013)
28 Agustus 2013, Lanjutan Kebijakan BI Dinanti
Paket tak menjawab persoalan Jangka pendek
Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah
Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014
(Sumber:Lanjutan Kebijakan BI Dinanti,Kompas 28 Agustus 2013
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 28 Agustus 2013)
Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah,Kompas 28 agustus 2013) Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014,Kompas 28 Agustus 2013)
14.Periode 2014
5 Juli 2014, IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres
(Sumber :IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres,Kompas 5 Juli 2014)
8 Juli 2014, Saham dan Rupiah Meroket
(Sumber :Saham dan Rupiah Meroket,Kompas 8 Juli 2014)
12 Juli 2014, Rupiah dan Saham Tertekan
Investor mengambil Untung dari Penguatan
(Sumber :Rupiah dan Saham Tertekan ,Kompas 12 Juli 2014)
15.Periode 2015
13 November 2015, Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta Direksi PT Danareksa Sekuritas ,anak usaha PT Danareksa (Persero) dinonaktifkan sementara karena dinilai terlibat dalam dugaan goreng saham milik PT Sekawan Intipratama Tbk
(Sumber :Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan ,Suara Merdeka 12 November 2015)
14 November 2015, Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham
(Sumber :Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham ,Suara Merdeka 14 November 2015)
KLIPPING
(Sumber:Bursa Batavia ke Bursa Efek Indonesia, Kompas 17 September 2009)
10.Periode 2010
19 April 2010,Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?
(Sumber:Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?, Kompas 19 April 2010)
1 Juli 2010,IHSG Tembus 2.900
(Sumber:IHSG Tembus 2.900,Suara Merdeka 1 Juli 2010)
25 Agustus 2010, Penguatan IHSG Berakhir
(Sumber:Penguatan IHSG Berakhir ,Suara Merdeka 25 Agustus 2010)
16 September 2010, IHSG Ciptakan Rekor Lagi
(Sumber: IHSG Ciptakan Rekor Lagi,Suara Merdeka 16 September 2010)
11.Periode 2011
19 Agustus 2011, IHSG Kembali ke Posisi 4.000
Investor Asing Mulai Buru Saham Perbankan
(Sumber: IHSG Kembali ke Posisi 4.000,Kompas 19 Agustus 2011)
24 Agustus 2011, Saham Dibeli Kembali
PT Bumi Resources Tbk Siapkan Dana Maksimal Rp. 3,9 Triliun]
(Sumber :Saham Dibeli Kembali,Kompas 24 Agustus 2011)
12.Periode 2012
21 Juli 2012, Indeks Gagal di Level 4.100
Fluktuasi Lebar Indeks Saham sampai Akhir Tahun
(Sumber :Indeks Gagal di Level 4.100 ,Kompas 21 Juli 2012)
25 Juli 2012, Waspadai Pelemahan
IHSG Fluktuatif ,Rupiah Tertekan Sejak Awal Tahun
(Sumber : Waspadai Pelemahan ,Kompas 25 Juli 2012)
13.Periode 2013
21 Juni 2013, Indeks Saham Melemah
Bank Muamalat Tunda Penawaran Saham
Pembalikan Rp. 34 Triliun dalam Tiga Pekan
(Sumber :Indeks Saham Melemah ,Kompas 21 Juni 2013)
Dana Keluar Terjadi ,Kompas 22 Juni 2013)
20 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)
21 Agustus 2013, Perlu Aksi BI dan Pemerintah
Pelemahan Nilai Rupiah dan Harga Saham Berlanjut
(Sumber :Perlu Aksi BI dan Pemerintah ,Kompas 21 Agustus 2013)
Beban Bayar Utang Bertambah,Kompas 21 Agustus 2013)
22 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)
22 Agustus 2013, Bangun Kepercayaan Pasar
Presiden Yudhoyono Mengakui ada Masalah dalam Perekonomian
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 22 Agustus 2013)
28 Agustus 2013, Lanjutan Kebijakan BI Dinanti
Paket tak menjawab persoalan Jangka pendek
Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah
Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014
(Sumber:Lanjutan Kebijakan BI Dinanti,Kompas 28 Agustus 2013
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 28 Agustus 2013)
Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah,Kompas 28 agustus 2013) Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014,Kompas 28 Agustus 2013)
14.Periode 2014
5 Juli 2014, IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres
(Sumber :IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres,Kompas 5 Juli 2014)
8 Juli 2014, Saham dan Rupiah Meroket
(Sumber :Saham dan Rupiah Meroket,Kompas 8 Juli 2014)
12 Juli 2014, Rupiah dan Saham Tertekan
Investor mengambil Untung dari Penguatan
(Sumber :Rupiah dan Saham Tertekan ,Kompas 12 Juli 2014)
15.Periode 2015
13 November 2015, Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta Direksi PT Danareksa Sekuritas ,anak usaha PT Danareksa (Persero) dinonaktifkan sementara karena dinilai terlibat dalam dugaan goreng saham milik PT Sekawan Intipratama Tbk
(Sumber :Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan ,Suara Merdeka 12 November 2015)
14 November 2015, Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham
(Sumber :Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham ,Suara Merdeka 14 November 2015)
KLIPPING