Saturday, May 22, 2004

Saham dan Go Public (1980-2015)



Saham di Indonesia:
1. Periode 1980-1990
Eforia Go Public –Kasus Bank Duta
Setelah mengalami stagnasi sejak tahun 1977,diakhir tahun 1980 an hingga akhir tahun 1990 masyarakat di akrab kan dengan istilah go public.
Puncaknya akhir tahun 1989-1990.Dapat dikatakan ada masa tiada hari tanpa go public.
Agustus -November 1989,iklan Prospektus Penawaran Saham muncul sangat gencar:

Prospektus Ringkas Penawaran Umum Pertama saham biasa PT Lippo Pasific Finance(Kompas 31-8-1989)
Prospektus Ringkas Penawaran Umum Pertama saham biasa PT Gajah Surya Multi Finance(Kompas 8-9-1989)
Prospektus Ringkas Penawaran Umum Pertama  PT Bayu Buana Travel ServiceLtd (Kompas 23-9-1989)
Ringkasan Prospektus  Penawaran Umum  PT Unggul Indah Corporation
   (Kompas 27-9-1989)
Penawaran Umum Pertama saham biasa Bank Surya
   (Kompas 30-9-1989)
Penawaran Umum Pertama saham biasa PT Astra Graphia
   (Kompas 9-10-1989)
Prospektus Ringkas Penawaran Umum Perdana Bank Niaga
   (Kompas 11-9-1989)
Prospektus Ringkas Penawaran Umum  PT Indocement Tunggal Prakarsa
   (Kompas 2-10-1989)
Prospektus Ringkas Penawaran Umum Perdana  saham biasa PT  Inter Delta
   (Kompas 1-11-1989)

Merebaknya perusahaan yang go public saat itu,menjadi prestasi tersendiri dalam catatan sejarah pasar modal Indonesia.
Sayangnya,tanpa pengetahuan teknis yang memadai tentang seluk beluk kepemilikan dan transaksi saham di bursa,banyak anggota masyarakat yang hanya ikut-ikutan membeli saham.Masyarakat yang awalnya “buta” tentang kepemilikan saham pun,tiba-tiba melek.Mereka bangga bisa memiliki saham perusahaan konglomerat.Bangga dengan predikat investor.Tidak mengherankan pada setiap penawaran perdana yang dikenal dengan initial public offering selalu terjadi antrean panjang,bahkan sampai ada yang pingsan.
Kisah-kisah tentang mendapat keuntungan besar dalam waktu sekejap dan dalam waktu singkat memang nyata dan nyaris tak dapat dipercaya.Akan tetapi tanpa pengetahuan yang memadai,banyak diantara mereka yang terperosok dilubang kerugian.Banyak diantara mereka hanya ikut-ikutan,bahkan tergoda bujuk rayu para marketing.

Surat Pembaca yang dimuat di Majalah Tempo 9 Juni 1990 berjudul “Bursa saham:Siapkah Penegak Hukum Kita?” yang ditulis oleh Hotman Paris Hutapea SH,coba mencermati “demam” go public dari sisi yang lain.

Isi surat pembaca tersebut berkaitan dengan tuntutan kebenaran dan siapa  saja yang bertanggung jawab terhadap  isi prospektus perusahaan yang akan go public.Banyak perusahaan  berlomba go public,dan prospektus selalu berisi  informasi bahwa perusahaannya menjanjikan keuntungan yang menggiurkan bagi  calon investor.

Tulisan diatas menjadi sangat menarik karena selang tidak lama,September 1990  “meledak” kasus Bank Duta dengan kerugian ratusan milyar rupiah atau sekitar US$ 200 juta, akibat perdagangan  valas yang saat itu diperkenalkan sebagai Future Trading.Ada beberapa persoalan,salah satu diantaranya,betulkah kesulitan dalam perdagangan valuta asing itu sudah diketahui sejak Agustus 1989-seperti diutarakan (mantan) Komisaris Utama Bank Duta,Bustanil Arifin?Jauh sebelum go public!
(Sumber:Pengakuan Bustanil-Editor 15 September 1990)
(Sumber:Pengakuan Bustanil-Editor 15 September 1990)

Pernyataan ini membuat kebakaran jenggot banyak pihak.Preskom boleh lalai,namun pihak lain?Pejabat BI,Bapepam,Penjamin Emisi?Merekapun meradang:”pernyataan Pak Bustanil itu terus terang mengaggetkan kami.Karena kalau benar itu terjadi sejak tahun lalu,berarti ada hal yang tak ter record oleh kami” kata Lukmanul Hakim,direktur PT Indovest,penjamin emisi utama PT Bank Duta ketika go public.
Bank Duta  go public April 1990 dengan menjual 27,5 juta lembar saham(20%) kepada masyarakat.Kapitalisasi dana masyarakat yang diperolehnya dari penjualan saham senilai Rp. 220 milyard. Ironisnya Bank Duta  saat baru saja go public sahamnya sempat menjadi rebutan.Prospektus  menggambarkan  Bank Duta sebagai usaha menguntungkan untuk investor.

(Sumber:Modal Negatif,Mengapa Tak De-Listing-Editor 15 September 1990)
(Sumber:Yang Kini Dipertaruhkan-Tempo 29 September 1990)
2. Periode 1993
 “Perkenalan” dengan Dunia Hitam Pasar Modal.
Saham Palsu
Tahun ini adalah tahun “perkenalan” Pasar Modal Indonesia yang sedang hingar bingar dan asal tubruk yang dengan jeli dimanfaatkan “dunia hitam”.
Ditemukannya transaksi saham palsu di Bursa Efek Jakarta yang melibatkan Lukman Hartono-Herlina Kasim cs(akhirnya di cekal oleh dirjen imigrasi walau dikabarkan telah lolos ke Hongkong).
11 Maret 1993
Berawal dari penawaran saham likwid oleh tersangka yaitu saham PT HM Sampoerna,PT Inco,PT Semen Gresik,PT Indo Rayon Utama dan PT Indah Kiat pada PT Mashill Jaya Securitas.Selain itu tersangka juga menjual melalui beberapa pialang local seperti Srikandi Securitas,Aneka Reksa dan Bhakti Investama.
Pihak Mashill minta kepada PT Baring Sekuritas untuk menjualkan saham-saham tersebut.Baring kemudian melegonya ke PT W.I.Carr Indonesia.Pialang terakhir ini rupanya teliti sebelum membeli.Mereka membeli 300 ribu saham PT Semen Gresik @ Rp. 5.400,- pada 11 Maret 1993.Begitu diterima tanggal 17 Maret 1993,ternyata 500 saham merupakan saham hilang dan 4.000 saham memiliki nomor kembar.Sore itu juga W.I Carr menelepon Baring Sekuritas untuk menolak saham tersebut.Baring kemudian menelepon Mashill untuk mengganti saham tersebut sera memblokir pembayaran.Bos Mashill,Makki Wijaya langsung mengontak Lukman-Herlina yang langsung berjanji untuk mengganti.Saat itu petugas dari Mashill sudah curiga,namun Makki Wijaya sangat percaya dengan reputasi Lukman-Herlina karena sudah tujuh bulan menjadi nasabah dengan reputasi tanpa cacat.Jadi,tak ada rasa curiga untuk membayar saham dalam bentuk giro bilyet senilai Rp. 5,9 milyar.Makki Wijaya baru terkesiap ketika esok paginya Lukman-Herlina sudah mencairkan uang hasil penjualan sahamnya senilai Rp. 3 milyar di BHS Bank Gajahmada Jakarta Pusat.Pencairan secara tunai ini membuat Makki Wijaya curiga.Namun sudah terlambat.Walau begitu sempat memblokir Rp. 2,9 milyar yang belum dicairkan di Lippo Bank .
Sedangkan PT Srikandi Sekuritas yang didatangi duet Lukman-Herlina diruang Galerry lantai IV Gedung Bursa tergiur ditawari untuk menjualkan saham PT HM Sampoerna pada harga minimal Rp 4.500,-.Waktunya bersamaan dengan penawaran pada Mashill.Hari itu juga tawaran Lukman dipasang dipapan trading.
Eh,langsung disabet oleh pialang PT.Makindo.Empat hari kemudian tibalah saat pembayaran dan delivery saham.17 Maret 1993 sore Herlina menyerahkan segepok saham PT HM Sampoerna dalam sebuah tas hitam ke PT Srikandi.Saham itu tidak ada cacatnya.”Beberapa disertai cap registrasi dari lembaga yang menentukan keabsahan saham yaitu Biro Administrasi Efek”tutur pihak Srikandi.
Namun pihak Makindo lebih jeli.Sebanyak 200.000 saham tersebut dikirim ke Biro Administrasi Efek untuk dites keabsahannya.Disitu baru ketahuan,dari 200.000 saham yang palsu 199.500.Dan belakangan ketahuan bahwa semua capnya juga dipalsu.Saham-saham palsu itu juga sampai ke PT Bhakti Investama dan Aneka Reksa.Namun kedua pialang ini selamat karena kedua giro mereka belum dicairkan.Jadi selain dari Mashill, pasangan ini juga menggondol Rp.900 ribu dari Srikandi.
Dalam data ketua Bapepam,Sukanto Reksohadiprodjo,ketika isu saham palsu merebak,uang jarahan sebesar Rp. 100 juta telah ditrasfer pasangan itu ke rekening atas nama Tony Liao Development LTD di Hongkong Shanghai Bank.Menurut info,pemegang saham perusahaan itu adalah Chin T Liao alias Lukman Hartono sendiri.
(Sumber :Kehilangan Tongkat Keempat-Tempo 10-April 1993)
               Setelah Saham Palsu Menghoyak Bursa Jakarta-Tempo 10 April 1993)

Insider Trading
Jual beli saham berdasarkan informasi kalangan intern perusahaan untuk mengeduk untung besar-sedangkan pihak lain dirugikan,adalah permainan licin yang sudah biasa dilakukan di bursa modal.Mulai samar didengar walau  ini sulit dibuktikan.Maka beberapa kejadian di BEJ yang menyangkut insider”s  trading berubah menjadi hembusan desas-desus belaka.
(Sumber :Jika Pialang Terganjal T+4,Tempo 10 April 1993)

3. Periode 1994
22 Juni 1994
Komputerisasi atas transaksi saham di BEJ(Bursa Efek Jakarta)akan dilaksanakan secara penuh Januari 1995 mendatang.Sementara itu tahap uji coba komputerisasi penjualan atas sebagian saham perusahaan public,mulai berlangsung September 1994
(Sumber:Komputerisasi BEJ,Januari 1995 -Kompas 22 Juni 1994)

8 Juli 1994
 Tanggal 7Juli 1994 pada saat membuka Konferensi Tahunan Keuangan Pasar Modal Wilayah Pasifik ke 6 serta Pameran Pasar Modal Indonesia 1994 di Jakarta Convention Center,Presiden Suharto menyatakan bahwa Pasar Modal akan didorong agar berkembang lebih cepat.Ini karena kondisi,struktur dan perkembangan ekonomi Indonesia 25 tahun kedepan yang berbeda dengan kondisi,struktur ekonomi Indonesia 25 tahun yang lalu.
Hal lain yang menjadi dasar pemikiran adalah data perdagangan saham di Bursa Efek Jakarta(BEJ) dari tahun ke tahun menunjukkan gambaran meningkat.Tahun 1990 rata-rata transaksi perhari baru berjumlah Rp. 30 milyar.Tiga tahun kemudian nilai transaksi per hari naik menjadi Rp. 77,6 milyar yang berarti peningkatan lebih dari 37 % setahun.Untuk nilai kapitalisasi pasar meningkat 558 persen dari Rp. 12,4 trilyun pada akhir 1990 menjadi sebesar Rp. 69,3 trilyun pada akhir tahun 1993.Jumlah perusahaan yang tercatat di bursa juga terus meningkat.
(Sumber:Presiden Soeharto:Pasar Modal akan Didorong agar Berkembang Lebih Cepat-Kompas 8 Juli 1994)

8 Juli 1994
Kebijakan pembatasan investasi saham portepel bagi investor asing sebesar 49 persen,sedang dipikirkan untuk diperlonggar.Pemerintah mengambil langkah itu,untuk menyesuaikan  dengan pemberlakuan kebijakan PP No. 20/94 yang memperbolehkan PMA(Penanaman Modal Asing) menguasai 95 persen dari investasinya secara langsung di Indonesia.
“pemerintah sedang memikirkan secara serius,untuk memperlonggar batas porsi asing dalam portfolio saham,”ungkap Menteri Keuangan Mar”ie Muhammad
(Sumber:Mungkin Diperlonggar,Pembatasan Saham Portepel bagi Investor Asing-Kompas 8 Juli 1994)

9 Juli 1994
Pemerintah harus segera melonggarkan porsi saham asing di pasar modal,yang kini masih dibatasi maksimal 49 persen.Alasannya,penundaan pelonggaran porsi asing bertentangan dengan trend ekonomi dunia,dan sekaligus merupakan cerminan kelambanan sikap pemerintah.Demikian pengamat ekonomi Dr Sjahrir pada diskusi”Prospek Pasar Modal di Indonesia”yang diselenggarakan PT Bursa Efek Jakarta(BEJ) di Arena Pameran Pasar Modal Indonesia,Jakarta Convention Center,Kamis malam(7/7)
Diskusi yang dipandu Preskom BEJ Marzuki Usman itu,menampilkan juga Staf Ahli Menkeu Bidang Pengembangan Pasar Modal,Dahlan M Sutalaksana dan pengamat ekonomi Drs Kwik Kian Gie,sebagai pembicara.

Sedang Kwik Kian Gie yang juga pembicara dalam diskusi tersebut,tak membantah pentingnya porsi asing.Tetapi diingatkannya,dominasi pemodal asing bisa mengancam Pasar modal Nasional.Karena menurut Kwik,pada prinsipnya dana pemodal asing selalu bergerak.Ketika bursa saham negara lain lebih menarik ketimbang bursa saham di negara tertentu,maka tiba-tiba saja dana dari pesaham asing itu akan “terbang”ke negeri yang menguntungkan itu.
(Sumber:Jangan Tunda,Upaya Longgarkan Porsi Saham Asing di Pasar  Modal-Kompas 9 Juli 1994)


4. Periode 1997
Bursa Saham Dalam Dilemma
Jatuhnya Bursa saham Hongkong yang merembet ke Bursa seluruh dunia,berimbas ke bursa domestic .Seolah melengkapi kondisi bursa  dalam negeri yang sudah mulai melesu setelah “eforia” go public.
Situasi diatas “memakan korban” pada beberapa perusahaan yang go public.Tak ada lagi antrian panjang saat penawaran perdana yang dikenal dengan initial public offering,Saham Bank Mayapada dan PT  Sunson Textile .Saham Bank Mayapada dilepas tanggal 29 Agustus 1997 di harga perdana Rp. 800,-- dengan total saham sebesar 65 juta lembar.Begitu listing di Bursa Efek Jakarta (BEJ) harganya tidak naik seperti layaknya emiten yang listing di bursa.Banyak kalangan investor tidak menduga saham bank yang juga dimiliki Grup Lippo ini bisa terpuruk di pasar perdana.Bank Mayapada tidak sendirian.
Harga saham PT Sunson Textile Manufacturer anjlog sebesar 26,5 % pada hari pertama listing.Dari harga perdana Rp.850,-/lb saham,pada awal perdagangan dibuka dengan harga Rp. 725,--/lb saham dan dipenutupan dengan harga Rp.625,-/lb saham.
Listing tanggal 20 Agustus 1997,harga sahamnya tak pernah mendekat kembali diharga perdana.Malah tambah melorot mencapai Rp.400,-/lb saham.Padahal fundamental perusahaan dinilai cukup baik.Banyak investor melepas saham meski harus menderita kerugian(cut loss)
Kecanggihan daya jual,termasuk kepiawaian para marketing memang diperlukan untuk memasarkan suatu produk,seperti yang digambarkan dalam pemasaran saham.Sayangnya seringkali keagresifan marketing dalam menyampaikan informasi tidak diikuti dengan keseimbangan penyampaian sisi lain produk yang dipasarkan.Akibatnya jika terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan konsumen terhadap produk yang dibelinya,tentu berakibat kekecewaan yang bisa berakibat fatal dikemudian hari.Ya,factor kekecewaan yang berkembang menjadi trauma akibat pengalaman pahit yang dialami inilah yang menjadi alasan yang mengemuka mengapa industri pasar modal kembali melambat.
(Sumber:Yang Terjerembab di Pasar Perdana-Info bank  Oktober 1997)

5. Periode 2002
Oktober 2002,Transaksi Saham Fiktif
Setelah saham palsu dan insider trading,ditahun 2002 muncul kasus Transaksi Saham Fiktif/Transaksi Semu.
Transaksi Semu berupa transaksi yang dilakukan pihak yang sama,bisa saja dalam satu konsorsium.Sesungguhnya pengalihan saham tidak terjadi.Saham hanya berganti posisi dari pemilik satu ke pemilik lain.
Mestinya pihak bursa langsung menghentikan transaksi begitu pergerakan harga saham melonjak 30 persen dalam sehari sejak sesi pembukaan.

Kasus transaksi saham semu/fiktif terjadi pada saham PT Dharma Samudera Fishing Industry(DSFI).Dalam kasus DSFI kejadiannya amat mencolok,yakni kenaikan harga sahamnya melejit sampai 300% lebih.Kenaikan itu sama sekali tak didukung factor fundamental,misalnya informasi spesifik ataupun corporate action tertentu yang dilakukan DSFI.
Biasanya,dalam setiap transaksi ada brocker jual dan brocker beli,yang mengharapkan fee besar dari sebuah transaksi.Merekalah yang memainkan peran dalam proses transaksi,yang sebenarnya penggorengan harga saham.Tak tertutup kemungkinan pula perusahaan sekuritasnya ikut “bermain”.Mereka merekayasa harga saham agar naik dalam tingkatan tertentu.Situasi ini membuat orang luar terarik.Saat investor ini masuk,bandar penggoreng saham langsung mengeluarkan saham.Si bandar untung besar.Tapi begitu bandar membanting harga saham,para investor kena getahnya.


Berbeda dengan muslihat penggorengan saham DSFI,Kasus  saham PT Primarindo Asia Infrastruktur(BIMA)-seperti dikatakan seorang analis pasar modal lainnya-agaknya lebih berbau penipuan.Sebab gerakan saham BIMA tak semencolok sebagaimana gejala adanya transaksi semu.

“Transaksi semu bermotif menaikkan atau menurunkan harga saham.Tapi dalam kasus saham BIMA,hal itu takterlihat mencolok,Sepertinya lebih condong ke penipuan”kata analis kedua ini.

Dalam dua kasus saham diatas, dana PT KPEI (Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia) dikabarkan jebol sampai Rp.32 milyar.Bahkan dana perusahaan penjamin ini nyaris bobol sebesar Rp. 151 miliar.Di bursa saham,KPEI memang bertindak sebagai penjamin dalam mekanisme transasksi saham,baik untuk beli maupun jual.Jadi,”kalau memang belum ada dana,KPEI yang menalangi lebih dulu.Nanti pas jatuh tempo,pihak yang terlibat transaksi harus membayar kembali”tutur analis tersebut.
“Dalam kasus BIMA sepertinya ada upaya untuk menjebol dana penjaminan KPEI.Ini tak beda upaya para banker membobol dana BLBI Bank Indonesia”ucap analis diatas



Kasus transaksi saham fiktif makin berkembang kontroversial.Dua tersangka kasus ini,Yannes Naibaho dan I Dewa Gede Ngurah “bernyanyi”secara mengejutkan.Direktur utama dan direktur perusahaan sekuritas di Bursa Efek Jakarta(BEJ),PT Usaha Bersama Securities,itu menyatakan bahwa bos mereka –Komisaris Utama PT Usaha Bersama Securities,Judiono Tosin-yang menjadi actor utama kasus tersebut.Pengakuan ini mencuat saat mereka diperiksa oleh sembilan orang penyidik dari Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam) dan petugas di Markas Besar Kepolisian Republik Indonesia(Mabes Polri)
(Sumber:Judiono Diterpa Skandal Saham-Happy S,Irawati Maxi,dan Yadi Hendriana-Trust Oktober 2002)


6. Periode 2005
Juli 2005,Indikasi INSIDER TRADING  di perdagangan saham SARI HUSADA
Kabar tak sedap tengah merebak dilingkungan Sari Husada.Sang induk,Royal Numico NV,yang berbasis di Belanda,mencurigai adanya kecurangan perdagangan saham yang menunggangi dua agenda korporat Sari Husada.”Dewan Direktur dan Dewan Komisaris memutuskan untuk menggelar penyelidikan”kata Presiden Komisaris Numico,Robert Zwartendijk,seperti di kutip oleh Het Financieele Dagblad,surat kabar terbitan Belanda.
Sari Husada terbilang pemain kelas kakap di pasar susu untuk anak bawah lima tahun.Perusahaan yang didirikan tahun 1954 itu menguasai tak kurang dari 60 persen pangsa pasar.Merek yang paling diandalkan oleh Sari Husada di kelas ini adalah SGM.
Di dalam negeri, Sari Husada juga tengah diperiksa oleh Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam).Dalam persidangan di DPR,awal pecan lalu Ketua Bapepam Darmin Nasution mengutarakan tentang adanya indikasi kecurangan dalam perdagangan saham Sari Husada.Kecurangan itu berupa perdagangan saham dengan memanfaatkan informasi orang dalam,biasa disebut insider trading.
Aksi korporat Sari Husada yang dicurigai tercemar insider trading itu adalah program kepemilikan saham bagi karyawan(employee stock option plan atau biasa disingkat dengan ESOP) dan program pembelian saham kembali(buyback).
Dua hajatan korporasi yang terpisah itu diputuskan secara bersamaan oleh para pemegang saham Sari Husada dalam rapat umum Oktober,dua tahun silam.
Jumlah saham  yang akan dijual melalui skema ESOP sebanyak 94 juta lembar(5 persen)dengan harga pembelian Rp. 1.034,4 per lembar saham.Yang aneh dalam program ESOP Sari Husada adalah skema ini semula ditujukan hanya untuk tiga orang komisaris perusahaan saat itu.
Mereka adalah Johnny Widjaja,wakil Kelompok Tiga Raksa,yang merupakan pemegang saham local di Sari Husada;Peter Kroes,wakil dari Numico;dan Suad Husnan,yang merupakan Komisaris Independen.


Skema yang kelewat eksklusif itupun menuai protes dari seorang anggota direksi perusahaan.Siapa yang berhak atas jatah ESOP pun diperluas hingga tingkat direksi,bahkan manager senior.
“Keunikan”skema ESOP Sari Husada yang lain adalah para penerima jatah akan mendapat bantuan pembiayaan dari Shiba Investments untuk menebus hak mereka.Sebagai imbalan untuk talangan pembelian saham,Shiba meminta agar para penerima jatah ESOP menjual saham yang mereka dapatkan ke perusahaan yang berlokasi di British Virgin Island.Harga yang ditawarkan oleh Shiba adalah Rp. 1.400,- per lembar saham.
Ini jelas penawaran yang menggiurkan karena mereka yang berhak atas ESOP tinggal ongkang ongkang kaki memetik keuntungan Rp. 365,6 per lembar saham(Rp. 1.400 - Rp. 1.034,4).Shiba sendiri diperkirakan akan menangguk margin yang lebih besar lagi.Saham yang dikulak Shiba dari ESOP dijual lagi ke Sari Husada,yang tengah mengeksekusi program buyback.Harga rata-rata yang dibayar Sari Husada dalam program buyback hingga akhir tahun 2004 mencapai Rp. 1.904 per lembar saham.Program buyback itu sendiri baru berakhir April kemarin.

Jika dikalkulasi secara sederhana,mereka yang mendapat jatah ESOP dengan mudah memetik keuntungan Rp. 34 miliar.Durian runtuh yang dinikmati oleh Shiba lebih besar lagi,sekitar Rp. 47 miliar.Total uang panas transaksi ini mencapai Rp. 81 miliar.
Dari cerita yang beredar,Johnny Widjaja-lah yang berada dibawah lampu sorot.Selain mendapat jatah ESOP 16 juta lembar saham,Johnny juga diduga terkait dengan Shiba dan Cipta Mahardika,perusahaan keuangan yang menjadi perantara penjualan saham antara Shiba dan Sari Husada.
Johnny tak membantah bahwa ia terkait dengan Cipta dan Shiba.Namun,ia merasa tak melakukan kelancungan.”(perdagangan saham itu) sah-sah saja.Saya merasa tidak ada kecurangan insider trading”,ujar Johnny.Johnny juga membantah informasi bahwa skema ESOP semula hanya didesain untuk tiga komisaris Sari Husada.
Pembelaan Johnny bisa jadi benar,karena belakangan beredar kabar bahwa tudingan kecurangan tak lepas dari mulai tak akurnya Johnny dengan Numico,sang mitra.”Saya tak mau mengomentari soal itu,”kata Michiel Quarles van Ufford,juru bicara Numico.
 (Sumber:Nila Setitik di Pabrik Susu-THW,Fanny Febiana-Tempo Juli 2005)



7. Periode 2007
4 Juli 2007,TRANSAKSI TITIPAN di TRANSAKSI SAHAM PT AGIS
Bursa Efek Jakarta tetap mencari actor utama dalam kisruh transaksi saham perusahaan elektronik PT AGIS walau seluruh Broker telah lunasi kewajibannya.Adanya dugaan transaksi titipan menjadi dasar kuat pencarian actor utama tersebut.
Aturan pelarangan untuk titip jual atau titip beli oleh Anggota Bursa(AB) sebenarnya telah dimuat dalam Peraturan BEJ Nomor II-A tentang Perdagangan Efek.
(Sumber:BEJ Cari Aktor Utama Kasus Transaksi Agis-Kompas,4-7-2007)

4 Desember 2007,BI Stimulus Perekonomian,IHSG kembali cetak Rekor Tertinggi

BI memutuskan menurunkan suku bunga acuan atau BI Rate 25 Basis Poin ke level 8 persen,terendah sejak system ini dipakai pada pertengahan tahun 2005.Langkah ini diharapkan menstimulus kinerja sector riil yang belakangan bebannya meningkat akibat naiknya harga Bahan Bakar Minyak.
Agar langkah penurunan BI Rate ini efektif dan tidak mengganggu pencapaian sasaran inflasi kedepan,BI sangat berharap pada langkah-langkah pemerintah,antara lain meredakan tekanan gejolak kenaikan harga BBM terhadap kesinambungan fiscal,mempercepat  implementasi paket kebijakan investasi serta mengatasi gangguan pasokan dan distribusi barang.
(Sumber:BI Stimulus Perekonomian,Kompas 7 Desember 2007)


13 Desember 2007,Investasi Portfolio Masih Primadona

Investasi asing dalam bentuk portofolio asset masih deras mengalir ke pasar keuangan Indonesia.Hal ini terlihat dari kepemilikan surat utang Negara oleh asing yang mencapai Rp. 77,4 triliun dari jumlah SUN yang sebesar Rp. 474,8 triliun.Selain itu,cadangan devisa Bank Indonesia juga naik menjadi 54,9 miliar dollar AS
Masuknya arus modal tergantung juga dari tingkat suku bunga ,misalnya obligasi.Penurunan tingkat suku bunga The Fed Amerika Serikat menjadi  4 persen akan membuat tingkat suku bunga Indonesia menarik untuk dijadikan tempat berinvestasi.
(Sumber:Investasi Portofolio Masih Primadona,Joice Tauris Santi,Kompas)


24 Desember 2007,Bapepam Terbitkan Aturan REITs
Likuiditas Pasar Modal tidak dapat lagi bergantung pada perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa saja,melainkan perlu ditunjang oleh produk-produk baru,seperti ETF,REITS dan waran terstruktur.
Untuk itu Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan telah menerbitkan empat aturan baru yang menunjang produk Dana Investasi Kolektif disingkat DIRE KIK.
DIRE KIK dalam praktek pasar modal international disebut sebagai Real Estate Investment Trusts(REITs).REITs telah dikembangkan sebagai alternative investasi yang cukup kompetitif.
(Sumber: Bapepam Terbitkan Aturan REITs- Kompas 24 Desember 2007)

8. Periode 2008
21 Juni 2008,Rencana IPO PT ADARO dan Uji Kredibilitas-Wibawa Bapepam
PT Adaro Energy menjadi perbincangan hangat public sehubungan dengan rencana perusahaan tambang yang bergerak di bidang batubara ini mencatatkan sahamnya atau go public di Bursa Efek Indonesia,yang hingga saat ini belum bisa terealisasi.Di pasar modal,saham yang sebuah perusahaan yang akan dilepas lalu ramai diperbincangkan disebut hot issue.
PT Adaro benar-benar menjadi hot issue karena perusahaan ini akan langsung melepas 35 % sahamnya ke publik,porsi yang cukup signifikan.PT Adaro bergerak dibidang industri batubara terbesar kedua di tanah air setelah Kaltim Prima Coal(KPC).Nilai emisi saham perdananya yang ditargetkan mencapai Rp. 12,3 triliun pun bakal mengukir catatan rekor baru hasil Initial Public Offerring(IPO) terbesar di Pasar Modal Indonesia.
Saham Adaro diperbincangkan dan ditunggu investror karena prospeknya dinilai bagus.Harga batubara di pasar international terus melonjak.Ekspektasi investor terhadap harga saham Adaropun ikut melambung.Artinya,investor menanti potensi keuntungan modal investasinya dapat menjadi realitas di lantai bursa.Tak heran jika permintaan saham ini pun luar biasa besar,enam kali lebih dari yang ditawarkan.
Memang masih perlu pembuktian apakah permintaan luar biasa ini benar benar riil atau hanya rekayasa untuk memoles  dan mengesankan saham Adaro hot issue dan laku keras.
Bagi investor spekulatif ,itu mungkin tidak jadi soal.Namun untuk investor yang berinvestasi untuk spectrum jangka panjang dn tidak bermotif spekulasi,mereka bisa terkecoh bila ada poles-memoles kinerja pra IPO.
Ada yang berharap saham Adaro segera masuk bursa,namun juga ada yang berupaya”menjegalnya” sebelum dugaan praktik kecurangan dimasa lalu yang dinilai merugikan Negara tuntas.Praktik curang misalnya terkait terjadinya dugaan transfer pricing  dengan menjual produk kepada perusahaan afiliasi dengan harga murah kemudian perusahaan pembeli produk tersebut dapat menjualnya dengan harga mahal.Perusahaan pembeli produk dapat menangguk keuntungan besar sehingga keuntungan besar dinikmati pemegang saham yang sama dari dua perusahaan berbeda.Potensi kerugian Negara timbul dari pajak penghasilan.
Disamping masalah diatas,mencuat pula kasus sengketa kepemilikan saham PT Adaro Indonesia(anak perusahaan Adaro Energy) antara Deutsche Bank dan Beckett Pte Ltd,perusahaan milik pengusaha Sukanto Tanoto.

Ditengah hiruk pikuk dan bercampur baurnya berbagai persoalan politis,hukum,pertambangan,perpajakan,teknis pasar modal dan investasi;harapan tentulah kembali kepada otoritas pasar modal,yakni Badan Pengawas Pasar Modal(Bapepam)agar tak ada pihak-pihak yang dirugikan baik investor public,Negara dan stake holder lain.Juga lingkungan hidup,mengingat usaha tambang batu bara juga rawan terhadap kerusakan lingkungan.

Dalam situasi dan kondisi semacam ini jelas sekali bahwa kredibilitas,ketegasan dan profesionalitas Bapepam selaku otoritas,regulator dan pengawas  pasar modal benar-benar mendapat ujian dan harus dibuktikan.Mendengan suara politisi,aktivis lingkungan juga menjadi kewajiban Bapepam.
Rencana IPO Adaro telah memperoleh pernyataan pendaftaran dari Bapepam pada 13 Mei 2008.Berdasarkan peraturan Bapepam-LK Nomor IX.A.2,pernyataan pendaftaran menjadi efektif dalam waktu 45 hari.Jadi,Bapepam harus memutuskan apakah akan memberi pernyataan efektif atau tidak terhadap IPO Adaro pada jumat 27 Juni 2008.
(Sumber:Bapepam Belum Putuskan Adaro,Kompas
               Adaro,”Hot Issue” dan Ketegasan Bapepam-Andi Suruji,Kompas)

3 Juli 2008,Rencana IPO PT Adaro belum mendapat pernyataan effektif Bapepam,dan Rencana IPO PT Bayan Resources.
Hingga kemarin rencana IPO PT Adaro Energy  belum mendapat pernyataan effektif dari Bapepam-LK.
Dipihak lain,PT Bayan Resources berencana melakukan penawaran umum saham perdana(initial public offering/IPO) pada Agustus 2008.Perseroan ini akan melepas 833.333.500 sahamnya atau 25 % dari jumlah saham perseroan.Saham dengan nilai nominal Rp. 100,- akan ditawarkan dengan harga Rp. 5.600,- - Rp. 7.700,- per saham.
Dari IPO tersebut ,Bayan menargetkan menghimpun dana Rp. 4,66 triliun-Rp.6,41 triliun.Penetapan harga saham perdana dilakukan setelah proses pembentukan harga (book building) pada 2-21 Juli selesai.
Mayoritas saham Bayan dimiliki konglomerat asal Malaysia,Dato”Low Tuck Kwong.Bayan adalah produsen batubara terbesar ke delapan di Indonesia.
Bayan menunjuk PT Trimegah Securities Tbk sebagai penjamin pelaksana emisi untuk kepentingan IPO.Pernyataan efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan(Bapepam-LK) diharapkan didapat tanggal 25 Juli 2008.Dengan demikian, masa penawaran dapat dilakukan 29 Juli-1 Agustus dan 8 Agustus dicatatkan di Bursa Efek Indonesia.
Apabila sesuai target,perolehan IPO Bayan akan menjadi yang terbesar dalam sejarah Pasar Modal Indonesia.Hingga Rabu(2/7),perolehan dana IPO tertinggi dipegang PT Jasa Marga Tbk,yakni Rp. 3,47 triliun.
(Sumber:IPO.Bayan Targetkan peroleh Rp. 6,41 triliun-Kompas)
8 Juli 2008,IPO ADARO EFFEKTIF
Hari ini IPO PT Adaro Energy  mendapat pernyataan effektif dari Bapepam-LK.Penawaran akan berakhir pada 10 Juli 2008 dan akan dicatat di BEI pada 16 Juli 2008..Investor Ritel hanya mendapat jatah 2% sedang 98 % saham perdana perusahaan terbesar kedua di Indonesia itu telah dialokasikan kepada investor institusi,khususnya investor asing.Tingginya ketidakpastian dari investor ritel untuk membeli berapa banyak saham yang akan dijual,menyebabkan Danatama Makmur sebagai penjamin hanya mengalokasikan 2 % untuk investor ritel.
Terkait dengan kasus hukum yang tengah dihadapi Adaro,Vicky Ganda Saputra-Vice Presiden Danatama Makmur,pihaknya telah mencantumkan semua informasi pada prospectus final yang dapat diperoleh investor pada masa penawaran.
Analis Independen-Aspirasi Indonesia Research Institute(AIR-INTI) Yanuar Rizki menyatakan bahwa calon investor tidak memiliki waktu cukup untuk mempelajarinya sehingga tambahan informasi yang diumumkan dimedia masa sama sekali tidak memaparkan resiko investasi yang dihadapi investor jika nanti Adaro kalah dalam kasus sengketa saham dengan Becket Pte Ltd.
(Sumber: Jatah Investor Ritel Hanya Diberikan 2 Persen –Kompas )

9 Juli 2008,IPO dan JOKI di PASAR MODAL INDONESIA

Setelah tertunda dua pekan akhirnya PT ADARO ENERGY melakukan penawaran umum perdana sahamnya mulai 8/7 s/d 10/7-2008.Minimnya saham yang ditawarkan kepada investor ritel mengakibatkan saham PT ADARO diperebutkan.Untuk mendapatkan formulir pemesanan saham PT Adaro Energy diperlukan antrian panjang lengkap dengan harus membawa KTP.Namun sudah menjadi rahasia umum bahwa pengantri kebanyakan adalah para “joki” yang diupah oleh para “bandar” joki.
Para “joki” ini bisa terdiri dari ibu rumah tangga,pengamen,tukang ojek dan jenis pekerjaan kasar lainnya.Stelah mendapatkan formulir cukup banyak,”bandar” joki akan mentransfer dana ke bank sesuai nilai saham yang dipesan.Bukti transfer ini kemudian ditunjukkan ke petugas IPO untuk divalidasi.Saat ditanya,apakah petugas IPO tidak curiga ketika “bandar” mevalidasi cukup banyak formulir?”mereka juga sudah tahu,sudah rahasia umum”kata bandar joki.Bahkan,saat proses penjatahan,semua saham yang dipesan akan masuk ke portofolio bandar,sekalipun dalam formulir pemesanan yang tertera adalah nama para “Joki”.”Semua sudah diatur.Badan Administrasi Efek juga tahu kok
(Sumber:Joki-Joki Pasar Modal Indonesia-Reinhard Nainggolan,Kompas 9-7-2008)


9 Juli 2008,BAPEPAM-LK  DIGUGAT BECKKETT
Keluarkan ijin IPO Adaro, padahal masih ada sengketa,Bapepam-LK akan digugat Beckkett.Hal ini disampaikan tim kuasa hukum Beckkett yang terdiri atas OC kaligus,Yan Apul,M Assegaf dan Lucas.Gugatan sedang dipertimbangkan akan diajukan lewat PTUN atau pengadilan negeri dengan materi gugatan pidana atau perdata.
Dalam materi gugatan tersebut diajukan pembatalan penjualan gadai saham milik Beckkett oleh Deutsche Bank pada PT Adaro Indonesia(anak perusahaan PT Adaro Energy)pada tahun 2002.
Ada bagian yang dinilai menyesatkan pada prospectus.Adaro menyatakan sengketa saham antara Adaro Indonesia dan Beckkett hanya sebesar 4,57%.Ini dinilai menyesatkan karena jumlah yang disengketakan adalah 51 %.Berdasarkan fakta ini OC Kaligis menilai Bapepam-LK telah membiarkan terjadinya pembohongan informasi ke public dengan menerbitkan pernyataan efektif IPO Adaro.
Ketua Bapepam-LK Fuad Rahmany menyatakan ,sengkete hukum antara Beckkett-Adaro adalah urusan pengadilan.Adapun Bapepam-LK lebih focus kepada aspek transparansi dan keterbukaan,termasuk mengharuskan Adaro untuk memaparkan sengketa hukum yang dihadapinya kepada public.Dari pemaparan itu,lanjut Fuad,resiko investasi akan terlihat.Setelah itu,keputusan diserahkan ke investor,apakah akan membeli saham perdana Adaro atau tidak.
(Sumber:Keluarkan Izin IPO Bapepam-LK Digugat Beckkett-Kompas 9-7-2008)

10 Juli 2008,JOKI dan MIMPI Memasyarakatkan Pasar Modal Indonesia



Maraknya perjokian di Pasar Modal Indonesia  yang telah berlangsung lebih dari 10 tahun,merupakan praktik menggunakan jasa orang lain untuk mendapatkan saham perdana.Ini terjadi karena minimnya saham perdana yang dilepas kesektor ritel.Adanya saham yang dilepas kesektor ritel membangun citra seolah pasar modal telah menyentuh masyarakat luas.Itupun disinyalir 2 % saham yang dilepas ke investor ritel  telah dipesan orang-orang khusu yang tengah berkuasa.Perjokian juga sudah menjadi rahasia umum melibatkan perusahaan –perusahaan sekuritas.
Untuk perusahaan berbobot,IPO untuk investor ritel sangat minim.Ironisnya untuk IPO perusahaan tidak berbobot,jatah untuk investor ritel justru bisa mencapai 50 persen.
Dengan penguasaan saham yang tidak merata ini,muncul resiko ada pihak dengan mudahnya menyetir harga saham.Harga saham akan dinaikkan maupun diturunkan atau ditahan pada harga tertentu untuk mendapat keuntungan sebesar-besarnya yang diistilah pasar modal disebut dengan cornering the market(mendikte atau menyudutkan pasar). Di Indonesia dikenal dengan istilah penggorengan saham.Ketika mudah didikte ,harga saham bukan lagi refleksi dari kondisi fundamental dan teknikal saham tersebut.

Sebaliknya,bila distribusi saham merata,tidak ada konspirasi dan tak ada praktik cornering the market,maka yang muncul adalah bursa yang wajar,teratur dan efficien.Bukan bursa yang spekulatif.Jika ini terwujud ,maka salah satu Good market governance telah dijalankan.Pasar Modal Indonesia  akan segera bergairah.Investor  selama ini malas beranjak dari angka 250.000 investor atau hanya 0,22 persen dari jumlah angkatan kerja Indonesia Februari 2008 yang mencapai 111,48 juta jiwa.Bandingkan dengan rasio investor pasar modal dan angkatan kerja di Singapura,Korea Selatan dan Amerika Serikat yang sudah mencapai diatas 40 persen.
(Sumber:Memasyarakatkan Pasar Modal Indonesia,Sebuah Mimpi-Reinhard Nainggolan-Kompas)


17 Juli 2008,SAHAM ADARO MENCENGANGKAN
Harga saham PT Adaro Energy Tbk melambung hingga 57,27 persen pada hari pertama diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia,Rabu 16/7.BEI menilai kenaikan yang cukup fantastis itu wajar.Namun,sejumlah pengamat menyatakan ada indikasi pembentukan harga semu pada saham Adaro.
Menurut pengamat Adler Manurung rata-rata kenaikan harga saham saat hari pertama diperjual belikan dipasar sekunder hanya sekitar 30 persen.Diduga kenaikan harga saham Adaro itu telah direncanakan sejak awal,yakni dengan mengatur komposisi penjatahan saham.Jatah saham untuk investor ritel hanya 2-4 persen,bersamaan dengan itu dihembuskan rumor bahwa saham ini bagus dan akan diperebutkan banyak orang.Ini yang dinamakan dengan Hot IPO,kata Adler
Yanuar Rizki dari AIR Inti menyatakan bahwa dari pola transaksi tampak bahwa saham Adaro hanya dikendalikan oleh beberapa pihak.Sejumlah pihak yang mendominasi transaksi jual beli saham hanya tiga perusahaan sekuritas asing.”Ada dua perusahaan sekuritas asing yang khusus melakukan order beli dan ada satu perusahaan sekuritas asing yang khusus melakukan order jual.Order jual dan beli dari tiga perusahaan securitas asing ini yang kerap kali bertemu sehingga terjadipembentukan harga.Praktik ini membentuk harga terbentuk menjadi semu”papar Yanuar
Selain itu dikemukakan Yanuar bahwa dari pola transaksi tampak kenaikan harga bertolak belakang dengan informasi tentang sengketa kepemilikan saham yang menimpa perusahaan ini.”Ini kan namanya melawan informasi pasar sehingga patut dicurigai.Badan Pengawas Pasar Modal seharusnya melakukan pemeriksaan dan investigasi”tutur Yanuar menyarankan
(Sumber :Saham Adaro Mencengangkan-Kompas 17-7-2008)

19 Juli 2008,ADARO BERI JAMINAN
                      Harga Ditetapkan Berdasarkan Peraturan “Tender Offer”
Pemegang saham mayoritas PT ADARO Energy Tbk menjamin akan membeli kembali saham PT ADARO Indonesia jika kalah dalam sengketa kepemilikan saham dengan Beckett  Pte Ltd.Jaminan ini diberikan pemegang saham kepada Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan.
Jaminan itu diberikan sebelum pernyataan efektif penawaran umum perdana saham Adaro dikeluarkan.
Keoala Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil Bapepam-LK Nurhaida,Jumat (18/7) di Padang mengatakan,ada empat pemegang saham mayoritas Adaro yang memberikan jaminan kepada Bapepam-LK.”saya hanya ingat tiga diantaranya,yaitu Garibaldi Thohir,Sandiaga Uno,dan Edwin Suryajaya”kata Nurhaida

Isi jaminan dibuat dihadapan notaries,keempat pemegang saham mayoritas akanmembeli kembali saham yang dipegang public jika PT Adaro Indonesia tidak lagi berada dalam konsolidasi Adaro Energy.Jika ini terjadi,akan berpengaruh terhadap asset serta kemampuan Adaro Energy mencetak laba.
(Sumber:Adaro Beri Jaminan-Kompas 19 Juli 2007)

21 Juli 2008,Menkeu:BAPEPAM TIDAK DISOGOK.
                      Persoalan Hukum Adaro Urusan Pengadilan
“saya make sure bahwa Bapepam dan seluruh jajarannya didalam menjalankan ini(memberi pernyataan effektif terhadap Adaro)bukan karena disogok atau mereka terima bayaran.Ini murni suatu due diligence oleh Bapepam untuk menyatakan apakah suatu perusahaan,Adaro atau apapun,memang telah memenuhi rambu-rambu pasar modal”papar Sri Mulyani
(Sumber:Menkeu:BAPEPAM TIDAK DISOGOK-Kompas 21-7-2008)

21 Juli 2008,ATURAN BAPEPAM DAN KEPENTINGAN PASAR MODAL
Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan baru saja menerbitkan peraturan barus yang mengatur ketentuan Tender Offer.Pada hakikatnya,peraturan ini mewajibkan dilakukannya tender offer kepada seluruh pemegang saham bila terjadi pengalihan kepemilikan saham dalam jumlah tertentu.
Bapepam-Lembaga Keuangan berkepentingan menjaga tingkat “free float” yang tetap menarik investor.
(Sumber:Aturan Bapepam dan Kepentingan Pasar Modal Chandra Pasaribu-Kompas)

21 Juli 2008,Perdagangan Lesu,Pemerintah Tidak Mau Berikan Insentif.
Pemerintah tidak akan memberikan insentif untuk kembali menggairahkan pasar modal yang belakangan ini lesu.Pemerintah menilai lesunya pasar modal selama beberpa bulan terakhir ini sebagai fenomena global yang juga dialami oleh hampir semua Negara.Dinamika pasar modal tidak perlu diintervensi karena akan menciptakan kondisi yang tidak mencerminkan permintaan dan penawaran riil suatu saham.
(Menkeu Sri Mulyani)

Dibandingkan dengan pasar modal regional dan global,penurunan indeks di pasar modal Indonesia jauh  lebih rendah(Erry Firmansyah)
(Sumber: Perdagangan Lesu,Pemerintah Tidak Mau Berikan Insentif.
Kompas 21-7-2008)


7 Agustus 2008,Saham Perdana.Penawaran Umum Masih Dikuasai Joki
Praktik perjokian pada masa penawaran umum perdana atau initial public offering saham sebuah perusahaan kembali terjadi.Hal itu tampak pada IPO PT Bayan Resources yang dimulai Rabu(6/8).Ini membuktikan bahwa pasar modal Indonesia masih perlu banyak pembenahan.
Berdasar pengamatan,IPO Bayan yang diselenggarakan di kawasan Semanggi Expo,Jakarta,dihadiri oleh sekitar 200 joki.Mereka tiba ditempat itu sekitar pukul 9.30 WIB dan langsung antre untuk mendapatkan formulir pemesanan saham sebanyak-banyaknya.Rata-ratajoki mengantri 2-4 kali putaran.Praktik perjokian ini merugikan investor ritel yang ingin membeli saham Bayan.
Seharusnya,kata Yanuar Rizki,Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan menindak tegas terhadap pihak-pihak yang bersekongkol melakukan praktik perjokian itu.PPraktik perjokian dinilai sangat merusak citra dan kredibilitas Pasar Modal Indonesia.(Sumber: Saham Perdana.Penawaran Umum Masih Dikuasai Joki Kompas 7-8-2008)


8 Oktober 2008,BEI Hentikan Saham Bakrie 
Bursa Effek Indonesia menghentikan sementara perdagangan(suspensi)saham enam perusahaan Grup Bakrie terhitung sejak sesi pertama perdaganmga pada Selasa(7/10).Perusahaan yang disuspensi adalah PT Bakrie & Brothers Tbk,PT Bakrie Telecom Tbk,dan PT Bakrieland Development Tbk.
(Sumber: BEI Hentikan Saham Bakrie.Redam Kepanikan Tidak Cukup dengan Saran,Kompas 8 Oktober 2008)

9 Oktober 2008,Perdagangan Saham Dihentikan
                           Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG
Penurunan IHSG Terburuk di Dunia.Investor Asing Sengaja Rusak Pasar.
 (Sumber:Perdagangan Saham Dihentikan ,Suara Merdeka 9 Oktober 2008
               Kelompok Bakrie Picu Jatuhnya IHSG,Suara Merdeka 9 Oktober 2008)
Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan
(Sumber:Investor Panik ,Perdagangan Dihentikan,Kompas 9 Oktober 2008)

10 Oktober 2008,Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia
Hari ini Aktivitas Bursa Dimulai lagi 
(Sumber:Usut TuntasPelanggaran di Bursa Efek Indonesia ,Kompas 10 Oktober 2008)
 

9.Periode 2009

12 Juni 2009,Asing Terus Menggoreng Bursa Saham Kita
Bursa Naik Akibat Spekulasi
Pijakan Indeks Bursa Saham Masih Ringkih.Investor harus waspadai rekomendasi asing.
(Sumber:Kontan 12 Juni 2009)

19 Juni 2009,IHSG Anjlok di Bawah 2000 
AS dan Eropa Kembali Mengkhawatirkan
(Sumber:IHSG Anjlok di Bawah 2000,Kompas 19 Juni 2009)

22 Juni 2009,Asing Berbalik Arah
Tidak Berarti Dana Asing Sudah Keluar Indonesia
(Sumber:Asing Berbalik Arah ,Kompas 22 Juni 2009)

26 Juni 2009,IHSG Kembali Naik ,Rupiah Membaik
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di PT Bursa Efek Indonesia(BEI)mencatat prestasi lagi lewat kenaikan signifikan beriringan dengan bursa regional lain. 
(Sumber:IHSG Kembali Naik,Rupiah Membaik,Suara Merdeka 26 Juni 2009)

4 Juli 2009,Anomali pada Bursa Indonesia
Penurunan BI Rate Picu Penguatan Indeks

9 Juli 2009,Sesuai Harapan Dunia Usaha
IHSG Atraktif. 
(Sumber::Sesuai Harapan Dunia Usaha,Suara Merdeka 9 Juli 2009)

22 Agustus 2009,Transaksi Anjlok,Asing Keluar

Indeks Harga Saham Menguat

(Sumber:Transaksi Anjlok,Asing Keluar,Kompas  22 Agustus  2009)
17 September 2009,Bursa Batavia ke Bursa Efek Indonesia

(Sumber:Bursa Batavia ke Bursa Efek Indonesia, Kompas 17 September 2009)

10.Periode 2010
19 April 2010,Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?
(Sumber:Perekonomian Indonesia Sedang "Bubble"?, Kompas 19 April 2010)

1 Juli 2010,IHSG Tembus 2.900
(Sumber:IHSG Tembus 2.900,Suara Merdeka 1 Juli 2010)

25 Agustus 2010, Penguatan IHSG Berakhir
(Sumber:Penguatan IHSG Berakhir ,Suara Merdeka 25 Agustus 2010)

16 September 2010, IHSG Ciptakan Rekor Lagi
(Sumber: IHSG Ciptakan Rekor Lagi,Suara Merdeka 16 September 2010)
 

 11.Periode 2011
 19 Agustus 2011, IHSG Kembali ke Posisi 4.000
Investor Asing Mulai Buru Saham Perbankan
(Sumber: IHSG Kembali ke Posisi 4.000,Kompas 19 Agustus 2011)

 24 Agustus 2011, Saham Dibeli Kembali
PT Bumi Resources Tbk Siapkan Dana Maksimal Rp. 3,9 Triliun]
(Sumber :Saham Dibeli Kembali,Kompas 24 Agustus 2011)


 12.Periode 2012
21 Juli 2012, Indeks Gagal di Level 4.100
Fluktuasi Lebar Indeks Saham sampai Akhir Tahun
(Sumber :Indeks Gagal di Level 4.100 ,Kompas 21 Juli 2012)

25 Juli 2012, Waspadai Pelemahan
IHSG Fluktuatif ,Rupiah Tertekan Sejak Awal Tahun
(Sumber : Waspadai Pelemahan ,Kompas 25 Juli 2012)

13.Periode 2013
21 Juni 2013, Indeks Saham Melemah
Bank Muamalat Tunda Penawaran Saham
Pembalikan Rp. 34 Triliun dalam Tiga Pekan
(Sumber :Indeks Saham Melemah ,Kompas 21 Juni 2013)
               Dana Keluar Terjadi ,Kompas 22 Juni 2013)


20 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)

21 Agustus 2013, Perlu Aksi BI dan Pemerintah
Pelemahan Nilai Rupiah dan Harga Saham Berlanjut
(Sumber :Perlu Aksi BI dan Pemerintah ,Kompas 21 Agustus 2013)
               Beban Bayar Utang Bertambah,Kompas 21 Agustus 2013)


22 Agustus 2013, Pemerintah Belum Khawatir
Harga Saham dan Nilai Tukar Rupiah Terpuruk
(Sumber :Pemerintah Belum Khawatir,Kompas 20 Agustus 2013)


22 Agustus 2013, Bangun Kepercayaan Pasar
Presiden Yudhoyono Mengakui ada Masalah dalam Perekonomian
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 22 Agustus 2013)


28 Agustus 2013, Lanjutan Kebijakan BI Dinanti
Paket tak menjawab persoalan Jangka pendek
Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah 
Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014
(Sumber:Lanjutan Kebijakan BI Dinanti,Kompas 28 Agustus 2013
(Sumber :Bangun Kepercayaan Pasar,Kompas 28 Agustus 2013)
         Indeks Harga Saham Sempat Sentuh Posisi Terendah,Kompas 28 agustus 2013)                   Pelemahan Rupiah sampai Awal Tahun 2014,Kompas 28 Agustus 2013)


14.Periode 2014 
5 Juli 2014, IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres
(Sumber :IHSG dan Rupiah Menguat di Pekan Sebelum Pilpres,Kompas 5 Juli 2014)


8 Juli 2014, Saham dan Rupiah Meroket
(Sumber :Saham dan Rupiah Meroket,Kompas 8 Juli 2014)
              
12 Juli 2014,  Rupiah dan Saham Tertekan
Investor mengambil Untung dari Penguatan 
(Sumber :Rupiah dan Saham Tertekan ,Kompas 12 Juli 2014)


15.Periode 2015 
13 November  2015, Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan  
Menteri BUMN Rini Soemarno meminta Direksi PT Danareksa Sekuritas ,anak usaha PT Danareksa (Persero) dinonaktifkan sementara karena dinilai terlibat dalam dugaan goreng saham milik PT Sekawan Intipratama Tbk 
(Sumber :Direksi Danareksa Sekuritas Diminta Dinonaktifkan ,Suara Merdeka 12 November 2015)

14 November  2015, Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham

(Sumber :Usut Tuntas Rekayasa Harga Saham ,Suara Merdeka 14 November 2015)


 
 
 KLIPPING