Gitu Dong! Asing Masuk Rp 1 T, IHSG Bisa Menguat 11 Hari
MARKET - Yazid Muamar & Anthony Kevin, CNBC Indonesia 25 October 2019 07:02
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks
Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup pada perdagangan Kamis kemarin
(24/10/2019) dengan penguatan hingga 1,31% ke level 6.339,65. Dengan
kenaikan tersebut, maka sudah 10 hari IHSG terus menguat sejak
perdagangan pekan lalu.
Data
perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, IHSG pada awal
perdagangan memang sudah menguat 0,22% ke level 6.271,51. Per akhir sesi
satu, indeks harga saham acuan di Indonesia tersebut telah memperlebar
penguatan menjadi 0,8% ke level 6.307,54 dan akhirnya ditutup di level
6.339,65.
Sentimen
dari dalam negeri berkontribusi besar dalam mengerek kinerja pasar
saham Tanah Air. Tapi bukan pengumuman kabinet oleh Presiden Joko Widodo
(Jokowi) yang melesatkan IHSG, melainkan hasil Rapat Dewan Gubernur
(RDG) Bank Indonesia (BI).
Rapat
Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada Kamis kemarin (berlangsung
sejak Rabu) mengumumkan pemangkasan suku bunga acuan BI 7-Day Reserve
Repo Rate (BI-7DRR) sebesar 25 basis poin (bps).
"Rapat
Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 Oktober memutuskan untuk
menurunkan bunga acuan BI 7-Day Reverse Repo Rate sebesar 25 bps menjadi
5%," kata Gubernur BI Perry Warjiyo di Gedung BI, Kamis (24/10/2019).
"Kebijakan
tersebut konsisten dengan perkiraan inflasi yang terkendali dan imbal
hasil instrumen keuangan domestik yang tetap menarik, serta langkah pre-emptive lanjutan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi domestik di tengah perekonomian global yang melambat," tambah Perry.
Pemangkasan
tingkat suku bunga pada tersebut menandai pemangkas tingkat suku bunga
acuan selama 4 bulan beruntun. Jika ditotal, suku bunga acuan sudah
dipangkas sebesar 100 bps dalam 4 bulan terakhir.
Keputusan
BI tersebut sesuai dengan konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia
yang memperkirakan BI 7 Day Reverse Repo Rate akan dipangkas sebesar 25
bps menjadi 5%. Keputusan tersebut juga sesuai dengan analisis dari Tim
Riset CNBC Indonesia yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga acuan
akan dipangkas oleh BI, yakni sebesar 25 bps.
Merespons
keputusan ini, investor asing masuk ke pasar saham tanah air dengan
jumlah yang begitu besar. Per akhir sesi dua kemarin, investor asing
mencatatkan beli bersih (net buy) senilai Rp 1,15 triliun di pasar reguler. Di seluruh pasar, nilai beli bersih investor asing adalah Rp 604,4 miliar.
Saham-saham
yang banyak dikoleksi investor asing di pasar reguler di antaranya: PT
Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 375,4 miliar), PT Telekomunikasi
Indonesia Tbk/TLKM (Rp 250 miliar), PT Bank Central Asia Tbk/BBCA (Rp
145,9 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 131 miliar), dan PT
Gudang Garam Tbk/GGRM (Rp 86,7 miliar).
Namun kinerja
rupiah tak mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di
pasar saham. Pada akhir perdagangan Kamis kemarin, rupiah melemah 0,21%
di pasar spot ke level Rp 14.054/dolar AS.
Hanya
saja, rupiah tercatat sudah menguat dalam 5 hari perdagangan sebelumnya
sehingga bisa dikatakan bahwa saat ini rupiah sedang berada dalam
posisi yang mendukung bagi investor asing untuk melakukan aksi beli di
pasar saham
No comments:
Post a Comment